Rabu, 14 Agustus 2019

Peran Manajemen dalam Keluarga



Pengaturan adalah kata yang sering kita dengar sebagai kata sepadan dari manajemen untuk mempermudah pemahaman dari kata manajemen itu sendiri. Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang manajemen dalam suatu organisasi. Setelah itu kita baru dapat menentukan apa pentingnya manajemen dalam sebuah keluarga.

  1. Manajemen
Mengingat kembali definisi organisasi yang telah saya sebutkan pada tulisan sebelumnya yang berjudul: “Apakah Keluarga Termasuk Organisasi?”. Organisasi dikatakan adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai sasaran. Dalam mencapai sasaran tersebut setiap organisasi mempunyai cara atau metode masing-masing. Cara atau metode ini biasanya direalisasikan melalui program-program. Pada ilmu manajemen  program-program ini disebut sebagai rencana. Mengutip dari buku manajemen  karangan Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996) manajemen didefinisikan sebagai berikut:

manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. 

Dalam melakukan setiap program tentunya diperlukan sumber daya atau input dimana setiap anggota organisasi melakukan perannya masing-masing. Diperlukan adanya penyelarasan agar yang dilakukan tiap anggota dapat mencapai sasaran organisasi yang efektif. Dalam penyelarasan ini diperlukan koordinasi dan kepemimpinan. Yang harus diperhatikan selain itu adalah bahwa setiap organisasi biasanya memerlukan organisasi lain untuk mendukung berjalannya program-programnya. 

    1. Proses Manajemen
Tujuan umum terbentuknya keluarga adalah membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap keluarga dapat merinci tujuan mereka mengacu pada tujuan umum tersebut. Kebahagiaan merupakan perasaan  subyektif, sehingga rasa bahagia antar individu bisa berbeda. Contoh: ada keluarga yang merasa lebih bahagia dengan memiliki banyak anak, tetapi sebaliknya ada yang beranggapan mempunyai 1(satu) anak bisa lebih bahagia karena beranggapan terjaminnya kesejahteraan dan perhatian. Jadi dalam setiap keluarga dapat merinci sasaran yang ingin dicapai berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing. 

Setiap keluarga pasti mengharapkan sasaran yang ditetapkan hendaknya terwujud. Untuk mewujudkannya agar sesuai harapan semestinya mereka membuat rencana melalui program-program yang dibuat terlebih dahulu. Program tersebut dapat dibuat menjadi 3, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 

Pada tulisan saya sebelumnya kita sudah sepakat bahwa keluarga adalah organisasi, sehingga dalam menjalankan program-program keluarga dikerjakan bersama-sama oleh semua anggota keluarga. Agar yang dikerjakan selaras maka perlu pendistribusian tanggungjawab dan koordinasi. Misalkan dalam bidang keuangan keluarga: sebelum awal bulan dibuat anggaran belanja selama sebulan. Pada keluarga tersebut telah disepakati istri sebagai PIC (Person In Charge). Otomatis si istri bertugas membuat rancangan anggarannya dengan persetujuan suami. Dalam pelaksanaannya istri berhak mencoret atau menunda jika ada anggota keluarga yang mengajukan pembiayaan yang belum dianggarkan. Atau bisa melakukan diskusi lagi agar dapat mensubsitusi dengan yang lainnya. Pada setiap evaluasi istri akan memberitahukan posisi keuangan pada suaminya, sehingga dalam merealisasikan anggaran selalu terkendali dan sedapat mungkin sesuai dengan rencana anggaran. Proses yang terjadi pada contoh tersebut tergambar adanya proses manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi.


Kesimpulan:
Keluarga termasuk organisasi, sehingga diperlukan manajemen dalam proses mencapai sasaran.*) By: Yunie Sudiro

Referensi:
  1. Yunie Sudiro (2019), Apakah Keluarga termasuk Organisasi?, Manajemen Rumah Tangga(.)com.
  2. Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996), Manajemen Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta. 

Selasa, 06 Agustus 2019

Apakah Keluarga Termasuk Organisasi?




Agar kita dapat menjawab pertanyaan di atas (judul), hendaknya kita memahami definisi organisasi, apa itu keluarga, status dan peran sosial suami maupun istri. 

  1. Definisi Organsasi
Sebelum kita dapat menyimpulkan apakah suatu keluarga dapat dikatakan sebagai organisasi, mari kita tengok terlebih dahulu apa itu organisasi. Mengacu pada buku manajemen karangan James A.f. Stoner, R.Edward Freeman dan Daniel R Gilbert JR, Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran yang spesifik atau sejumlah sasaran. 

Jadi setiap kelompok (tim) yang mempunyai tujuan yang sama dapat dikatakan sebagai organisasi. Organisasi ini bisa berbentuk formal atau informal. Organisasi berbentuk formal biasanya pendirian dan segala yang berkaitan disertai dengan dokumen-dokumen resmi. Contoh organisasi formal: Perguruan Tinggi, Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Sedangkan organisasi yang informal adalah sebaliknya. Organisasi ini tak memerlukan legalitas dalam pendirian dan operasionalnya. Contoh organisasi informal: kelompok ibu-ibu memproduksi kue kering. 

  1. Keluarga, Terbentuknya Keluarga dan Tujuan Berkeluarga
Mengenai masalah ini, saya telah menyinggung pada tulisan saya sebelumnya “Deskripsi Pekerjaan Dalam Rumah Tangga” bahwa fokus pembahasan saya mengenai rumah tangga dalam hal ini adalah sebuah keluarga yang didalamnya terdiri bapak beserta ibu dan anak-anaknya.

Bagi kita yang sudah berkeluarga tentunya sangat tahu bagaimana sebuah keluarga terbentuk. Bagi yang belum berkeluarga penting untuk mengetahui bagaimana  sebuah keluarga dapat terbentuk. Perlu diketahui bahwa keluarga terbentuk apabila terjadi pernikahan. Menurut Wikipedia, pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum dan norma sosial. Dengan demikian, apabila dua orang (pria dan wanita) telah melakukan proses di atas otomatis telah membentuk sebuah keluarga. 

Setiap kegiatan yang kita lakukan diharapkan memberikan manfaat.  Demikian juga halnya dengan pernikahan. Pernikahan dilakukan dengan maksud dan tujuan. Merujuk pada Wikipedia, pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.  Setiap keluarga dapat menterjemahkan tujuan utama tersebut sesuai dengan persepsi masing-masing. 

  1. Status dan Peran Suami
Kita Kembali lagi pada peran sosial dan status sosial. Jika pada tulisan saya sebelumnya membicarakan tentang istri atau ibu rumah tangga, sekarang mari kita bahas status sosial sebagai suami. Dimana disebutkan sebelumnya bahwa peran sosial meliputi 3(tiga) peran, yaitu:

  1. Peran ideal, 
Peran ideal adalah peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Jika peran yang kita lakukan berbeda dari ekspektasi masyarakat maka dianggap tidak berperilaku sesuai norma masyarakat. Contoh: status sebagai suami, maka peran yang diharapkan sesuai statusnya sebagai suami atau kepala keluarga adalah mencari nafkah, mengayomi dan melindungi serta memenuhi semua kebutuhan anak-anak dan istrinya.

  1. Peran yang diinginkan 
Peran yang diinginkan adalah peran yang diharapkan oleh diri kita sendiri. Misalnya, seorang suami  yang berharap dapat bekerja penuh di luar rumah untuk mencari nafkah tetapi tetap bisa melakukan kewajibannya sebagai kepala keluarga.

  1. Peran yang dikerjakan. 
Peran yang dikerjakan adalah peran yang dilakukan seseorang sesuai kenyataannya. Misalkan seorang suami yang dalam kenyataannya mengurus rumah tangga.

  1. Keluarga adalah Tim
Kita sepakat bahwa pada bahasan ini keluarga terdiri dari bapak, ibu dan anak-anaknya, sedangkan suatu kelompok (tim) biasanya terdiri dari dua orang atau lebih yang saling bekerja sama. Karena keluarga terdiri dari 2 (dua) orang lebih yang dapat dipastikan saling bekerja sama, maka dapat dikatakan bahwa keluarga adalah sebuah tim. 


Selain keluarga merupakan sebuah tim, setiap keluarga yang terbentuk  juga mempunyai suatu tujuan. Secara  keseluruhan dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga merupakan suatu organisasi, dimana dalam setiap anggotanya melakukan peran masing-masing sesuai kesepakatan keluarga tersebut.*) By: Yunie Sudiro.


Referensi:
  1. Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996), Manajemen Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta. 
  2. Yunie Sudiro (2019), Deskripsi Pekerjaan Dalam Rumah Tangga, Manajemen Rumah Tangga(.)com. 
  3. Wikipedia Bahasa Indonesia