Tampilkan postingan dengan label manajemen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Agustus 2019

Peran Manajemen dalam Keluarga



Pengaturan adalah kata yang sering kita dengar sebagai kata sepadan dari manajemen untuk mempermudah pemahaman dari kata manajemen itu sendiri. Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang manajemen dalam suatu organisasi. Setelah itu kita baru dapat menentukan apa pentingnya manajemen dalam sebuah keluarga.

  1. Manajemen
Mengingat kembali definisi organisasi yang telah saya sebutkan pada tulisan sebelumnya yang berjudul: “Apakah Keluarga Termasuk Organisasi?”. Organisasi dikatakan adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai sasaran. Dalam mencapai sasaran tersebut setiap organisasi mempunyai cara atau metode masing-masing. Cara atau metode ini biasanya direalisasikan melalui program-program. Pada ilmu manajemen  program-program ini disebut sebagai rencana. Mengutip dari buku manajemen  karangan Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996) manajemen didefinisikan sebagai berikut:

manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. 

Dalam melakukan setiap program tentunya diperlukan sumber daya atau input dimana setiap anggota organisasi melakukan perannya masing-masing. Diperlukan adanya penyelarasan agar yang dilakukan tiap anggota dapat mencapai sasaran organisasi yang efektif. Dalam penyelarasan ini diperlukan koordinasi dan kepemimpinan. Yang harus diperhatikan selain itu adalah bahwa setiap organisasi biasanya memerlukan organisasi lain untuk mendukung berjalannya program-programnya. 

    1. Proses Manajemen
Tujuan umum terbentuknya keluarga adalah membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap keluarga dapat merinci tujuan mereka mengacu pada tujuan umum tersebut. Kebahagiaan merupakan perasaan  subyektif, sehingga rasa bahagia antar individu bisa berbeda. Contoh: ada keluarga yang merasa lebih bahagia dengan memiliki banyak anak, tetapi sebaliknya ada yang beranggapan mempunyai 1(satu) anak bisa lebih bahagia karena beranggapan terjaminnya kesejahteraan dan perhatian. Jadi dalam setiap keluarga dapat merinci sasaran yang ingin dicapai berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing. 

Setiap keluarga pasti mengharapkan sasaran yang ditetapkan hendaknya terwujud. Untuk mewujudkannya agar sesuai harapan semestinya mereka membuat rencana melalui program-program yang dibuat terlebih dahulu. Program tersebut dapat dibuat menjadi 3, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 

Pada tulisan saya sebelumnya kita sudah sepakat bahwa keluarga adalah organisasi, sehingga dalam menjalankan program-program keluarga dikerjakan bersama-sama oleh semua anggota keluarga. Agar yang dikerjakan selaras maka perlu pendistribusian tanggungjawab dan koordinasi. Misalkan dalam bidang keuangan keluarga: sebelum awal bulan dibuat anggaran belanja selama sebulan. Pada keluarga tersebut telah disepakati istri sebagai PIC (Person In Charge). Otomatis si istri bertugas membuat rancangan anggarannya dengan persetujuan suami. Dalam pelaksanaannya istri berhak mencoret atau menunda jika ada anggota keluarga yang mengajukan pembiayaan yang belum dianggarkan. Atau bisa melakukan diskusi lagi agar dapat mensubsitusi dengan yang lainnya. Pada setiap evaluasi istri akan memberitahukan posisi keuangan pada suaminya, sehingga dalam merealisasikan anggaran selalu terkendali dan sedapat mungkin sesuai dengan rencana anggaran. Proses yang terjadi pada contoh tersebut tergambar adanya proses manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi.


Kesimpulan:
Keluarga termasuk organisasi, sehingga diperlukan manajemen dalam proses mencapai sasaran.*) By: Yunie Sudiro

Referensi:
  1. Yunie Sudiro (2019), Apakah Keluarga termasuk Organisasi?, Manajemen Rumah Tangga(.)com.
  2. Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996), Manajemen Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta. 

Selasa, 06 Agustus 2019

Apakah Keluarga Termasuk Organisasi?




Agar kita dapat menjawab pertanyaan di atas (judul), hendaknya kita memahami definisi organisasi, apa itu keluarga, status dan peran sosial suami maupun istri. 

  1. Definisi Organsasi
Sebelum kita dapat menyimpulkan apakah suatu keluarga dapat dikatakan sebagai organisasi, mari kita tengok terlebih dahulu apa itu organisasi. Mengacu pada buku manajemen karangan James A.f. Stoner, R.Edward Freeman dan Daniel R Gilbert JR, Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran yang spesifik atau sejumlah sasaran. 

Jadi setiap kelompok (tim) yang mempunyai tujuan yang sama dapat dikatakan sebagai organisasi. Organisasi ini bisa berbentuk formal atau informal. Organisasi berbentuk formal biasanya pendirian dan segala yang berkaitan disertai dengan dokumen-dokumen resmi. Contoh organisasi formal: Perguruan Tinggi, Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Sedangkan organisasi yang informal adalah sebaliknya. Organisasi ini tak memerlukan legalitas dalam pendirian dan operasionalnya. Contoh organisasi informal: kelompok ibu-ibu memproduksi kue kering. 

  1. Keluarga, Terbentuknya Keluarga dan Tujuan Berkeluarga
Mengenai masalah ini, saya telah menyinggung pada tulisan saya sebelumnya “Deskripsi Pekerjaan Dalam Rumah Tangga” bahwa fokus pembahasan saya mengenai rumah tangga dalam hal ini adalah sebuah keluarga yang didalamnya terdiri bapak beserta ibu dan anak-anaknya.

Bagi kita yang sudah berkeluarga tentunya sangat tahu bagaimana sebuah keluarga terbentuk. Bagi yang belum berkeluarga penting untuk mengetahui bagaimana  sebuah keluarga dapat terbentuk. Perlu diketahui bahwa keluarga terbentuk apabila terjadi pernikahan. Menurut Wikipedia, pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum dan norma sosial. Dengan demikian, apabila dua orang (pria dan wanita) telah melakukan proses di atas otomatis telah membentuk sebuah keluarga. 

Setiap kegiatan yang kita lakukan diharapkan memberikan manfaat.  Demikian juga halnya dengan pernikahan. Pernikahan dilakukan dengan maksud dan tujuan. Merujuk pada Wikipedia, pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.  Setiap keluarga dapat menterjemahkan tujuan utama tersebut sesuai dengan persepsi masing-masing. 

  1. Status dan Peran Suami
Kita Kembali lagi pada peran sosial dan status sosial. Jika pada tulisan saya sebelumnya membicarakan tentang istri atau ibu rumah tangga, sekarang mari kita bahas status sosial sebagai suami. Dimana disebutkan sebelumnya bahwa peran sosial meliputi 3(tiga) peran, yaitu:

  1. Peran ideal, 
Peran ideal adalah peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Jika peran yang kita lakukan berbeda dari ekspektasi masyarakat maka dianggap tidak berperilaku sesuai norma masyarakat. Contoh: status sebagai suami, maka peran yang diharapkan sesuai statusnya sebagai suami atau kepala keluarga adalah mencari nafkah, mengayomi dan melindungi serta memenuhi semua kebutuhan anak-anak dan istrinya.

  1. Peran yang diinginkan 
Peran yang diinginkan adalah peran yang diharapkan oleh diri kita sendiri. Misalnya, seorang suami  yang berharap dapat bekerja penuh di luar rumah untuk mencari nafkah tetapi tetap bisa melakukan kewajibannya sebagai kepala keluarga.

  1. Peran yang dikerjakan. 
Peran yang dikerjakan adalah peran yang dilakukan seseorang sesuai kenyataannya. Misalkan seorang suami yang dalam kenyataannya mengurus rumah tangga.

  1. Keluarga adalah Tim
Kita sepakat bahwa pada bahasan ini keluarga terdiri dari bapak, ibu dan anak-anaknya, sedangkan suatu kelompok (tim) biasanya terdiri dari dua orang atau lebih yang saling bekerja sama. Karena keluarga terdiri dari 2 (dua) orang lebih yang dapat dipastikan saling bekerja sama, maka dapat dikatakan bahwa keluarga adalah sebuah tim. 


Selain keluarga merupakan sebuah tim, setiap keluarga yang terbentuk  juga mempunyai suatu tujuan. Secara  keseluruhan dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga merupakan suatu organisasi, dimana dalam setiap anggotanya melakukan peran masing-masing sesuai kesepakatan keluarga tersebut.*) By: Yunie Sudiro.


Referensi:
  1. Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996), Manajemen Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta. 
  2. Yunie Sudiro (2019), Deskripsi Pekerjaan Dalam Rumah Tangga, Manajemen Rumah Tangga(.)com. 
  3. Wikipedia Bahasa Indonesia


Selasa, 16 April 2019

Deskripsi Pekerjaan dalam Rumah Tangga



Sebelum menguraikan hal-hal apa saja yang berkenaan dengan manajemen rumah tangga diperlukan pengenalan apa arti rumah tangga itu sendiri. Sehingga kita bisa mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang terkandung di dalamnya.

  1. Definisi Rumah Tangga 
Mengacu pada Wikipedia, berdasarkan referensinya, Haviland, W.A. (2003),  Anthropology, wadsword: Belmont, CA dikatakan bahwa rumah tangga terdiri dari satu atau lebih orang yang tinggal bersama-sama di sebuah tempat tinggal dan juga berbagi makanan atau akomodasi hidup dan terdiri dari satu keluarga atau sekelompok orang. Rumah tangga dalam arti luas, tidak hanya terbatas pada keluarga, bisa berupa rumah tangga perusahaan, rumah tangga negara dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam arti kata itu sendiri menurut kamus Bahasa Indonesia, rumah tangga (kata benda) yang mempunyai arti berkenaan dengan keluarga. Dan ada beberapa arti kata keluarga (kata benda) menurut kamus Bahasa Indonesia, salah satunya adalah bapak beserta ibu dan anak-anaknya. 
Dengan demikian rumah tangga yang saya maksud adalah sebuah keluarga yang didalamnya terdiri bapak beserta ibu dan anak-anaknya.

  1. Definisi Ibu Rumah Tangga
Untuk pendefinisian ini perlu kita pahami tentang peran sosial dan status sosial. Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Peran sosial itu sendiri ada macam-macamnya. Masing-masing peran sosial itu dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 

  1. Peran ideal, 
Peran ideal adalah peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Jika peran yang kita lakukan berbeda dari ekspektasi masyarakat maka dianggap tidak berperilaku sesuai norma masyarakat. Contoh: status sebagai istri, maka peran yang diharapkan sesuai status kita sebagai istri adalah harus mengurus rumah tangga, yaitu harus mengurus suami, harus merawat dan mengasuh anak. Peran inilah yang umumnya disebut sebagai ibu rumah tangga.

  1. Peran yang diinginkan 
Peran yang diinginkan adalah peran yang diharapkan oleh diri kita sendiri. Misalnya, seorang istri yang berharap menjadi wanita karir dan tak ingin hanya sebagai ibu rumah tangga saja. 

  1. Peran yang dikerjakan. 
Peran yang dikerjakan adalah peran yang dilakukan seseorang sesuai kenyataannya. Misalkan seorang istri yang menjadi ibu rumah tangga dan bukan menjadi Wanita karir.

Pada jaman sekarang, sudah banyak para istri yang memiliki peran ganda dalam menjalani kehidupannya meskipun secara status sosial tetap sebagai istri atau ibu rumah tangga.

  1. Jenis-jenis Pekerjaan dalam Rumah Tangga dan Deskripsinya
Dengan berpatokan pada uraian definisi rumah tangga dan ibu rumah tangga, saya mengidentifikasikan jenis-jenis pekerjaan dalam suatu rumah tangga secara garis besar sebagai berikut:

  1. Pekerjaan rumah atau tata graha (house keeping)
Pekerjaan ini meliputi semua tentang kebersihan dan perlengkapan rumah. 
  1. Urusan dapur atau makanan dan dapur (food and kitchen)
Pekerjaan ini meliputi penyediaan makanan dan perlengkapan dapur.
  1. Keuangan keluarga (family finance)
Pekerjaan ini meliputi pencatatan harian keuangan dan perencanaan keuangan keluarga.
  1. Merawat dan mengasuh anak (parenting)
Pekerjaan ini meliputi semua hal tentang perawatan dan pengasuhan anak termasuk pendidikannya. 


Manajemen rumah tangga merupakan cara-cara pengaturan mengenai rumah tangga. Rumah tangga dalam hal ini adalah sebuah keluarga yang didalamnya terdiri bapak beserta ibu dan anak-anaknya. Berdasarkan peran sosial (peran ideal), yang berperan dalam pengaturan operasional rumah tangga ini dilakukan oleh para istri, yang selanjutnnya disebut sebagai ibu rumah tangga. Namun banyak pula para ibu rumah tangga ini memilih melakukan peran ganda dalam kehidupan sehari-hari, yaitu merangkap sebagai wanita karir. Ada beberapa jenis pekerjaan untuk menjadikan rumah tangga mencapai tujuan masing-masing. Untuk itu diperlukan adanya suatu pengaturan agar  dapat mencapai tujuan yang dimaksud.*) By: Yunie Sudiro.


Referensi:
  1. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas; Rumah Tangga; id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_tangga; Diakses tanggal 16 April 2019.
  2. Tanti Yuniar, Sip; Kamus Lengkap Bahasa Indonesia; Agung Media Mulia.
  3. Niza Lauzi (2017); Siap Menjadi Mama; Alex Media Komputindo, Jakarta.

Senin, 15 Februari 2010

Constrains



Setiap organisasi yang terbentuk pasti mempunyai tujuan. Pada sebuah keluarga terdapat ciri-ciri organisasi. Sebuah perusahaan juga merupakan suatu organisasi. Dan perusahaan tempat bernaung saya adalah keluarga. Anda pasti ada yang berpendapat: "apa tidak terlalu berlebihan keluarga dianggap sebagai perusahaan?".

Keluarga merupakan kumpulan orang yang dengan sengaja membentuk suatu sistem untuk mencapai tujuan (goal). Saya yakin setiap keluarga mempunyai sederet daftar yang ingin dicapai. Biar lebih gampang seharusnya tujuan keluarga ditetapkan diawal dengan ungkapan yang ringkas. Kok diawal?... Apa ada keluarga yang terbentuk tanpa tujuan? Menurut saya mungkin ada yang belum, misalnya kawin paksa (kalau masih ada) atau yang menikah karena terpaksa... atau belum terpikirkan kemana perahu yang mereka dayung akan berlabuh. Semua itu tidak jadi halangan kalau mereka mau menetapkan tujuan (tidak ada kata terlambat, daripada lebih lama terombang-ambing tanpa tujuan...) Untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat dalam mencapai tujuan akhir dari masing-masing keluarga.

Tiap-tiap keluarga mempunyai aktivitas dalam menjalankan kehidupannya untuk mencapai goal. Aktivitas yang kita jalankan bisa lebih terkendali dan berarti kalau selalu kita sesuaikan dengan tujuan kita. Jadi hidup jangan disia-siakan. Cari aktivitas yang mempunyai nilai tambah. Nilai tambah tak harus dikonversikan ke bentuk Rupiah lho.... Misalnya: menjadi guru les anak kita, kita tidak langsung dapat bayaran, tapi kita bisa mengetahui perkembangan anak pada hal akademis, bisa mengajarinya sesuai konsep kita dan yang jelas menghemat biaya untuk membayar guru les dari lembaga luar.

Dalam bahasan ini dapat dikatakan bahwa ibu rumah tangga harus mempunyai aktivitas yang terarah dan selalu mempunyai target berdasarkan waktu. Dimana aktivitas itu sendiri merupakan bagian dari aktivitas keseluruhan yang harus dilaksanakan oleh semua anggota keluarga.

Semua orang dapat dipastikan selalu mempunyai tujuan yang baik. Sudah dibahas sebelumnya kalau mau mencapai tujuan akan di-breakdown menjadi aktivitas-aktivitas. Masalahnya dalam menjalankan aktivitas tersebut belum tentu dapat dijalankan dengan lancar. Kita kadang akan terkendala batasan-batasan (constrains). Contoh nyata yang sering kita jumpai: maunya menyekolahkan anak di sekolah bagus, batasan yang paling kelihatan adalah biaya. Dan mungkin masih ditemukan batasan-batasan lain pada kasus yang lain pula dimana setiap orang bisa saja mengalami hal yang berbeda-beda.


Dari alasan-alasan di atas dapat muncul pertanyaan bagaimana caranya kita dapat mencapai tujuan "company" kita melalui aktivitas yang terarah dengan memperhatikan semua batasan masing-masing. Inilah yang membutuhkan pengelolaan atau manajemen.*)By: Yunie Sudiro

Senin, 08 Februari 2010

Ketrampilan penunjang pergaulan



Masa kecil saya tinggal di kota setingkat kabupaten. Anda bisa bayangkan fasilitas yang tersedia di kota sekecil itu. Bahkan selama saya mengenyam pendidikan sampai SMA (Sekolah Menengah Atas), jaman sekarang SMU (Sekolah Menengah Umum), saya tidak pernah mendapatkan materi berenang. Hal ini bisa terjadi karena di masa itu tidak ada satupun kolam renang di sana.

Pada waktu itu juga belum ada perguruan tinggi yang memadai. Kalau tidak salah hanya ada dua kampus swasta. Yang satu IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dan yang satu Universitas dengan jurusan yang terbatas. Yang jelas di sana tidak menyediakan Fakultas Teknik. Makanya pada saat itu, selepas SMA para lulusannya sebagian besar urban ke kota lain. Mereka melanjutkan pendidikan yang dianggap lebih layak, termasuk saya.

Selama kuliah saya bisa menambah pengetahuan seputar life style kota metropolis. Maklum, sebagai mahasiswi, saya adalah anak kos. Jadi hanya bisa mempelajari, tapi tak bisa mengikuti. Saat itu motivasi anak kos seperti saya hanya lulus...dan lulus.. Akhirnya saya lulus tepat waktu dengan predikat yang tidak mengecewakan.

Hanya dengan hitungan bulan saya mendapatkan pekerjaan yang layak. Dan saya memutuskan melepaskan masa lajang. Kuliah sudah, kerja sudah, menikah sudah,... tapi kita sebagai manusia harus mau berkembang. Saya merasa dengan belajar dan menambah pengetahuan bisa membuat kita lebih bernilai. 

Sekarang saya sudah tidak mahasiswi lagi. Tentunya saya akan menghadapi lingkungan yang sangat berbeda. Selain itu saya dan suami sudah mempunyai kesibukan masing-masing yang tak mungkin saling bergantung saat menjalankan aktivitas. Mulailah saya berfikir untuk bisa menyetir sendiri. Tanpa tergantung harus diantar suami (mau membayar driver juga belum mampu) dan saya akan bisa lebih mobile kemana-mana.

Dengan memperhatikan lingkungan sekitar, saya juga memulai belajar ber-olah vokal. Meskipun sampai sekarang kepandaian bernyanyi saya masih terbilang minus, tapi yang penting secara psikologis jauh lebih percaya diri saat hang out bersama teman-teman di karaoke. Saya juga memperdalam Bahasa Inggris dan belajar berenang, meski berbicara dalam Bahasa Inggris saya masih jauh dari kata sempurna dan hanya bisa berenang gaya dasar, yaitu gaya katak (yang penting bukan gaya anak sungai, atau lebih parah : gaya batu..!). Sementara sampai saat ini ketrampilan tambahan tersebut sangat mendukung  dalam bergaul dengan teman-teman saya dan memperluas pergaulan di lingkungan sekitar saya.

Kebutuhan akan teman dan saling berinteraksi ini mengingatkan kita pada hirarki kebutuhan dari Teori Maslow. Teori ini telah menyusun kebutuhan menjadi suatu hirarki. Dimana setiap orang akan memenuhi kebutuhannya dari hirarki yang paling rendah dan akan otomatis meningkat untuk memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi.

Hirarki Kebutuhan dari Maslow (Maslow’s Need Hierarchy), secara berurutan adalah sebagai berikut:

  1. Fisiologis.
  2. Keselamatan dan keamanan (safety and security).
  3. Rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta.
  4. Penghargaan (esteems)
  5. Realisasi diri (self actualization)


Kita sebagai manusia tidak akan pernah merasa puas dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu teori tentang kepuasan adalah hirarki kebutuhan dari Maslow. Pada hirarki ke 3 (tiga) disebutkan bahwa jika kebutuhan akan fisiologis, keselamatan dan keamanan sudah terpenuhi, maka kita akan berusaha memenuhi kebutuhan akan rasa memiliki, sosial dan cinta. Hal ini termasuk kebutuhan akan teman dan interaksi. Menambah ketrampilan dapat  menunjang kita dalam memperluas pergaulan.*)By: Yunie Sudiro


Referensi:
Gibson; Ivancevich; Donnely (1993); Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses; Edisi keempat; Penerbit Erlangga; Jakarta

Kamis, 28 Januari 2010

Blog Sebagai Ekspresi Diri



Setiap orang dikaruniai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kadang kita tidak menyadari apa kelebihan kita karena terpatok pada keyakinan pada umumnya. Misalnya pada umumnya yang dianggap pintar adalah orang yang menguasai science, maka kita yang tidak menguasai ilmu tersebut merasa kurang pintar. Keyakinan seperti ini menurut saya bisa membuat individu kurang percaya diri sehingga bisa menurunkan daya kreativitas. Demi terciptanya rasa percaya diri, kita harus dapat mengenali kelebihan dan kekurangan kita. Dengan berbekal kelebihan yang kita miliki dan kita bisa mengeksploitasinya niscaya suatu saat akan menjadi suatu keuntungan. Meskipun keuntungan tersebut belum tentu secara langsung dapat dikonversikan ke dalam bentuk materi. Tapi saya yakin hal ini dapat dipakai sebagai jembatan untuk meraih keuntungan materi jika dikehendaki.

Sering sekali saya mendengar ungkapan 'cari kerja itu sulit'. Banyak teman-teman yang bercerita kalau sudah banyak menyebar surat lamaran kerja, kemudian tes tapi tak diterima. Dengan melihat situasi seperti itu, tidaklah salah kalau akhirnya kita menerima pekerjaan yang mungkin tidak sesuai harapan. Hari terus berjalan, hidup harus dijalani, maka terpakulah kita pada rutinitas. Demikian juga bagi orang yang menyukai pekerjaannya. Seperti halnya saya. Setiap hari, dari senin sampai minggu, kemudian senin lagi selalu menghadapi kegiatan yang hampir sama.

Jalan pikiran setiap orang berbeda-beda. Ada yang berpendapat rutinitas sudah cukup untuk menikmati hidup, di lain pihak masih ingin mengembangkan kelebihan lain di sela-sela rutinitas. Semua orang berhak untuk berpendapat. Dan saya berpendapat kelompok yang terakhir hidupnya lebih berwarna.

Sekitar empat tahun ini saya menjalani rutinitas yang berbeda dari sebelumnya. Saya sangat menyukainya. Pengetahuan yang saya miliki juga masih bisa diterapkan. Saya mempunyai lingkungan yang menyenangkan. Teman-teman baru saya mempunyai latar belakang tingkat pendidikan yang tak jauh dari saya. Kebanyakan dari mereka juga berumur tak jauh dari saya. Kita suka berbagi cerita dan jalan bareng. Tapi seiring dengan waktu saya menyadari bahwa saya masih membutuhkan yang lain. Saya mempunyai latar belakang pendidikan Teknik dan Manajemen Industri. Hal ini mendorong saya mempunyai keinginan berbagi tentang penerapan pengetahuan yang saya miliki dalam kehidupan dunia wanita berkeluarga. 


Akhirnya terpilihlah sebuah media yang bisa mengekspresikan buah pikiran saya, yaitu web log atau blog yang sedang Anda baca saat ini.*)By: Yunie Sudiro.

Minggu, 24 Januari 2010

Optimal dan Deskripsi Blog



Pada kesempatan ini pada dasarnya saya akan mengemukakan latar belakang munculnya deskripsi blog. Yang perlu Anda ketahui bahwa deskripsi blog juga menjadi pedoman saya dalam memunculkan kategori label blog. 

Mungkin saja nantinya Anda akan menemui banyak hal yang berhubungan dengan kata ‘optimal’ dalam tulisan saya. Dan mungkin juga sebagian ada yang belum mengenal lebih dekat apa yang dimaksud dengan kata kunci saya tersebut. Mengacu pada kamus lengkap Bahasa Indonesia (Tanti Yuniar, Sip), Optimal merupakan kata sifat yang berarti tertinggi; paling baik; sempurna; terbaik; paling menguntungkan.

Optimal itu menurut definisi saya jika dihubungkan dengan biaya yang kita keluarkan adalah tidak harus termurah, tapi juga tidak kemahalan dalam mendapatkan suatu barang yang sesuai dengan karakteristik yang kita inginkan. Bingung kan..? supaya lebih jelas dalam mendeskripsikan definisi kata optimal versi saya, coba kita terapkan pada contoh berikut.

Contoh1:
Katakanlah kita akan membeli sebuah T-shirt pada suatu departement store.Di sana ada merek A dan merek B. Merek A dijual dengan harga Rp 130.000 dengan bahan kaos sesuai yang diinginkan. Sedangkan merek B dibandrol dengan harga Rp 100.000 dengan bahan yang jauh dibawah dari harapan kita. Maka pada kasus ini kita akan memilih T-shirt merek A dengan harga Rp 130.000. Karena merek A adalah pilihan yang terbaik.

Contoh 2:
Pada sebuah usaha rumahan memproduksi jenis kue X dan Y. Masing-masing pembuatan sebuah kue X dan Y memerlukan    biaya untuk penggunaan listrik, jam buruh, dan bahan baku yan berbeda. Masing-masing kue juga mempunyai harga penjualan   yang berbeda. Dalam menentukan berapa jumlah yang optimal untuk pembuatan kue X dan kue Y, kita bisa berpatokan pada total laba yang terbesar yang akan diperoleh.

Saya di sini adalah sebagai seorang wanita yang sudah berkeluarga. Berdasarkan pengalaman mengenai apa yang saya lakukan, maka terciptalah pengelompokan aktivitas Ibu Rumah Tangga menurut saya. Meskipun pada prakteknya sebagian pekerjaan tersebut dapat didelegasikan pada ART (Asisten Rumah Tangga) tapi tanggung jawab tetap dipegang oleh para Ibu Rumah Tangga itu sendiri. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan Ibu Rumah tangga dalam kehidupan sehari-harinya dapat meliputi: 

  1. Pekerjaan rumah atau tata graha (house keeping)
Pekerjaan ini meliputi semua tentang kebersihan dan perlengkapan rumah. 
  1. Urusan dapur atau makanan dan dapur (food and kitchen)
Pekerjaan ini meliputi penyediaan makanan dan perlengkapan dapur.
  1. Keuangan keluarga (family finance)
Pekerjaan ini meliputi pencatatan harian keuangan dan perencanaan keuangan keluarga.
  1. Merawat dan mengasuh anak (parenting)
  Pekerjaan ini meliputi semua hal tentang perawatan dan pengasuhan anak termasuk pendidikannya. 


Berdasarkan penjelasan saya mengenai latar belakang ide penulisan topik pada blog, selanjutnya diharapkan dapat dengan konsisten mengupasnya satu demi satu mengenai topik tersebut. Pengelompokkan pembahasan akan dikategorikan melalui label blog, yaitu: Manajemen, Teknik Industri, tata graha (house keeping), makanan dan dapur (food and kitchen), keuangan keluarga (family finance), pengasuhan anak (parenting).*)By: Yunie Sudiro.


Referensi:
Tanti Yuniar, Sip; Kamus Lengkap Bahasa Indonesia; Agung Media Mulia.