Kamis, 17 September 2020

Pengetahuan Break Even Point (BEP) untuk Ibu Rumah Tangga


Topik ini terinspirasi dari curahan hati (curhat) seseorang tentang saudarinya yang tidak mempunyai perhitungan saat berjualan takjil. Pada bulan puasa Ramadhan banyak kita jumpai penjual makanan musiman. Makanan yang dijual biasanya takjil untuk berbuka puasa. Pada saat kondisi normal atau tidak pada masa pandemi virus Corona seperti sekarang, mereka menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan di tempat-tempat strategis dan keramaian. Maka dari itu kebanyakan para penjual makanan ini baru menjajakan dagangannya mulai sekitar jam 14.00 an.Tidak ketinggalan saudari yang diceritakan sebelumnya. Jajanan yang dijualnya selalu habis dengan cepat dibandingkan penjual-penjual di sekitarnya. Masih berdasarkan cerita seseorang tadi, hal tersebut karena jajanan yang dijualnya termasuk mempunyai rasa yang lumayan dan berukuran lebih besar dari umumnya. Hanya saja hasil yang didapat dari penjualan tersebut tidak begitu menguntungkan.


  1. Apa itu Break Even Point (BEP)

Break Even Point adalah titik impas. Secara sederhana, titik impas dapat diartikan kondisi saat tidak untung dan tidak rugi. Pada saat kita menjual sesuatu, baik itu berupa barang maupun jasa pastilah dengan tujuan mencari keuntungan.  Pada saat nilai keuntungan sama dengan RP 0 (nol Rupiah), inilah yang dimaksud dengan titik impas atau Break Even Point (BEP).

BEP dapat digunakan untuk menganalisis suatu keputusan mengenai berapa volume (jumlah) produk yang harus dibuat agar suatu proses pembuatan (produksi) menguntungkan. Analisis ini dibuat dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variabel dan harga per unit produknya. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada hubungan masing-masing variabel berikut ini.


Untung (profit) atau Rugi (loss) = Total Penerimaan - Total Biaya atau dinotasikan Z = TR - TC………………………………………………..(1)


Dengan melihat persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Dikatakan untung jika total penerimaan lebih besar dari total biaya.

Dikatakan rugi jika total penerimaan lebih kecil dari total biaya.

Dikatakan impas (BEP) pada saat total penerimaan sama dengan total biaya.


Untuk memudahkan pemahaman dalam perhitungan, diberikan notasi berikut:

VC = Biaya variabel total

V = Biaya Variabel per unit

Q = Unit yang dihasilkan dan dijual

FC = Biaya tetap total

P = Harga jual per unit produk



Total Penerimaan (TR)

Total penerimaan diperoleh dari total hasil penjualan, yaitu perkalian antara jumlah unit yang dihasilkan atau dijual dengan harga jual per unitnya.


 TR = P*Q…………………………………………….…………………(2)


Total Biaya (TC)

Total Biaya diperoleh dari total biaya yang timbul selama memproduksi produk yang akan dijual yang terdiri dari total biaya tetap dan total biaya variabel.


 TC = FC + VC…………………………………………..………………(3)


Biaya tetap adalah biaya yang timbul dan jumlahnya tetap selama membuat/memproduksi unit yang akan dijual berapapun jumlahnya. Biaya variabel adalah biaya yang timbul selama membuat/memproduksi unit yang akan dijual dan jumlahnya dapat berubah sesuai jumlah unit yang diproduksi.


VC = V*Q …………………………………………………………………(4)


Titik Impas

Pada saat kondisi impas, keuntungan sama dengan 0 (Z = 0). Telah disebutkan sebelumnya bahwa kondisi ini total penerimaan sama dengan total biaya.


TR = TC = FC + VC…………………………………………….………..(5)


P*Q = FC + VC ……………………………………………….………….(6)


P*Q = FC + V*Q …………………………………………………………(7)


FC = P*Q - V*Q = Q (P-V)……………………………………………….(8)


P = (FC : Q) + V…………………………………………………………..(9)


Q = FC : (P-V)………………………………………………….………..(10)


Persamaan terakhir (10), dapat digunakan untuk menghitung berapa minimal volume (jumlah) unit produk yang seharusnya diproduksi agar bisa tercapai tingkat keuntungan yang dikehendaki dalam suatu periode tertentu. Agar lebih mudah diaplikasikan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan adalah sebagai berikut:


Jumlah unit yang dihasilkan dan dijual diperoleh dengan cara membagi total biaya tetap dengan hasil pengurangan harga jual per unit produk dengan biaya variabel per unit produk.


  1. Contoh Sederhana Penerapan Analisis Break Even Point (BEP) Tradisional Pada Rumah tangga.

Seorang Ibu rumah tangga sudah sebulan berinisiatif menambah penghasilan keluarga dengan usaha menjual kue resep keluarga. Selama sebulan tersebut dilakukan evaluasi dan diperoleh data sebagai berikut:


  • Total Biaya tetap Rp 900.000
  • Total Biaya variabel Rp 1.920.000
  • Jumlah produk yang dibuat 120 pc
  • Total penerimaan Rp 2.400.000


Dengan menggunakan data di atas dapat dianalisis apakah proses produksi sudah menguntungkan atau belum. Selanjutnya kita dapat mengambil langkah jika ternyata usaha kita masih belum menguntungkan. Mari kita mulai menganalisis dengan menghitung total biaya yang timbul. Dengan menggunakan persamaan (3), diperoleh total biaya = Rp 900.0000 + Rp 1.920.000 = Rp 2.820.000.


Selanjutnya kita dapat memastikan apakah usaha kita sudah untung atau masih mengalami kerugian dengan menggunakan persamaan (1).


Untung atau rugi= Rp 2.400.000 - Rp 2.820.000 = -Rp 420.000 


Karena perhitungan tersebut hasilnya negatif, artinya total biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan hasil penjualan. Kondisi ini berarti usaha penjualan kue resep keluarga masih rugi. Dengan demikian kita perlu langkah-langkah tertentu untuk membawa usaha tersebut ke arah yang lebih menguntungkan. Alternatif -alternatif yang mungkin dapat dilakukan adalah menurunkan total biaya tetap, menurunkan biaya variabel, menaikkan harga jual dan menaikkan volume atau jumlah unit yang dibuat/dijual. Berikut ini contoh jika kita menggunakan 2 (dua) alternatif yang terakhir.


Alternatif Menaikkan Harga

Pada contoh kasus ini, misalkan kita menaikkan harga. Dengan menggunakan persamaan (9), diperoleh harga jual per unit saat kondisi impas:


Harga jual = (Rp 900.000 : 120) + Rp 16.000 = Rp 23.500


Jika dilihat kembali pada data penerimaan sebesar Rp 2.400.000 dan jumlah penjualan sebanyak 120 pc, maka harga jual sebelumnya adalah Rp 20.000/unit. Seharusnya harga jual yang dipakai dengan kondisi pengeluaran yang terjadi, dinaikkan di atas  Rp 23.500 karena harga Rp 23.500 masih kondisi tidak untung dan tidak rugi. Langkah untuk menaikkan harga sendiri harus dibarengi dengan pertimbangan-pertimbangan lainnya.


Alternatif Menaikkan Volume atau Jumlah Unit yang Dibuat/Dijual

Dengan menggunakan persamaan (10), diperoleh jumlah unit yang dihasilkan dan dijual :



Q = Rp 900.000 : (Rp 20.000 - Rp 16.000) = 225 


Dengan melihat data sebelumnya, diketahui jumlah kue yang berhasil terjual sebanyak 120 pc. Jika ingin usaha tadi menjadi untung seharusnya membuat dan menjual lebih banyak dari 225 pc, karena  jumlah 225 pc masih kondisi tidak untung dan tidak rugi. Langkah ini juga tetap harus dibarengi dengan pertimbangan-pertimbangan lainnya, misalkan biaya-biaya yang timbul.



Pengetahuan tentang BEP dapat membantu para Ibu Rumah Tangga untuk dapat memperkirakan apakah masing-masing kebutuhan rumah tangga lebih menguntungkan jika dibuat sendiri atau harus membeli saja. Selain itu, para Ibu Rumah Tangga yang ingin menambah penghasilan keluarga dengan menjual barang atau jasa dapat memanfaatkan pengetahuan ini sebagai salah satu analisa agar mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Dalam penerapan paling sederhana, persamaan-persamaan berupa rumus yang dicantumkan penulis dapat diabaikan. Dan yang terakhir, bagi yang belum mengenal pengetahuan akan hal ini dapat dijadikan sebagai penambah wawasan.*) By: Yunie Sudiro




Referensi:

  1. Sritomo Wignjosoebroto (1993); Pengantar Teknik Industri, Edisi Pertama; PT Widya Guna; Jakarta.
  2. Suad Husnan dan Suwarsono (1994); Studi Kelayakan Proyek, Edisi Ketiga; UPP AMP YKPN; Yogyakarta.

Tidak ada komentar: