Jumat, 01 November 2019

Aplikasi Ergonomi untuk Penataan Dapur Rumah




Semua orang tentunya menginginkan efisiensi dalam melakukan setiap pekerjaan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk sebuah perusahaan, dalam pencapaian skala pribadipun menginginkannya. Demikian juga dalam menyelesaikan pekerjaan dapur pada sebuah rumah tangga. Desain dan penataan dapur sangat mempengaruhi hal tersebut.

  1. Ergonomi
Mengacu pada buku Ergonomi karangan Bapak Eko Nurmianto (1996) “ istilah “ergonomi” berasal dari Bahasa Latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dan lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi.”

Dari definisi di atas terlihat bahwa pada saat kita melakukan suatu pekerjaan diperlukan kenyamanan agar mencapai hasil yang optimal. Dikatakan nyaman berarti tidak menimbulkan sakit pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis dan juga sedapat mungkin menghindarkan dari kecelakaan dalam melakukan pekerjaan. Pada suatu pabrik, pekerjaan bisa dilakukan berulang-ulang dengan posisi yang tetap. Jika peralatan yang digunakan tidak ergonomis maka dapat menimbulkan cidera pada bagian tubuh tertentu. Selain itu juga dapat menimbulkan kelelahan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Demikian juga untuk peralatan dapur, pasti kita dapat menghemat waktu, tenaga dan sumber daya lainnya jika penataannya memperhatikan unsur-unsur ergonomis.

  1. Desain Dapur Rumah
Sebelum kita membuat rumah tentunya dibuat terlebih dahulu rancangan atau desainnya. Pada pembuatan desain akan dapat menentukan letak dapur dimana, unsur apa saja yang ada di dalamnya dan berapa ukurannya. Ruang dapur yang akan dibuat hendaknya tidak sekedar memberikan luasan tanpa memperhatikan apa saja yang akan diperlukan pada saat berkegiatan di sana. Misalkan saja tatakan kompor harus menyesuaiakan dimensi kompor yang akan dipakai dan seterusnya. Desain ruang dapur nantinya akan berhubungan langsung dengan penataan peralatan dan perlengkapan dapur itu sendiri.

  1. Desain Perabot Dapur Rumah
Untuk mendukung kegiatan yang dilakukan di ruang dapur diperlukan peralatan. Perabot dapur termasuk prioritas yang perlu diperhatikan. Perabot dapur yang ada di setiap rancangan pada dasarnya sama. Hanya saja setiap rumah dapat menyesuaikan sesuai kepentingan masing-masing pemiliknya dan luasan tanah yang tersedia. Pada umumnya perabot yang ada di dapur adalah kitchen set. Dalam pembuatan dan pemasangan perabot ini hendaknya memperhitungkan hal-hal yang nantinya tidak menyulitkan aktivitas di dapur. Misalkan saja ketinggian pemasangan tatakan kompor, jika terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menyusahkan operator yang sedang menggunakan kompor tersebut. Akibatnya ada beberapa kemungkinan yang terjadi;
  1. Hasil masakannya tidak sesuai.
  2. Sakit pada bagian tubuh tertentu.
  3. Menyebabkan kecelakaan, misalkan sering terkena peralatan yang panas.
  4. Membuang waktu karena seharusnya dapat dilakukan lebih singkat.
  5. Pemborosan sumber daya karena akibat dari hal-hal yang mungkin terjadi tersebut di atas (poin 1 - 4).

Maka dari itu pada saat mendesain perabot dapur harus memperhitungkan faktor ergonomi, terutama masalah ukuran. Seperti contoh sebelumnya tentang ketinggian dudukan kompor, dan tentunya masih banyak ukuran lain yang harus ditentukan. Penentuan ukuran ini kita dapat berpatokan pada  data anthropometri. Masih mengacu pada buku Ergonomi karangan Bapak Eko Nurmianto (1996) dikatakan bahwa “anthropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain”. Penerapan data ini dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi dari suatu distribusi normal. 

  1. Lay out Dapur Rumah
Lay out atau tata letak akan mempengaruhi jarak jangkauan dalam melakukan aktivitas di dapur. Untuk itu peletakan peralatan dapur harus mempertimbangkan proses aktivitas di dapur. Selain masalah jarak jangkauan juga harus mempertimbangkan keterkaitan antara peralatan yang satu dengan yang lainnya. Misalkan letak tabung gas, hendaknya tidak jauh dengan kompor gas. 

  1. Suasana Dapur Rumah
Kenyamanan dapat dikatakan selalu berhubungan dengan fisik dan psikis. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah suasana di dapur. Hal ini bisa meliputi suhu ruangan, warna dan unsur estetika. Suhu ruangan dapat berhubungan dengan ventilasi atau pemasangan pendingin ruangan. Untuk warna dan estetika dapat disesuaikan dengan selera penggunanya.


Penataan dapur rumah sangat berkaitan dengan desain dari dapur rumah. Penyusunan desain dapur rumah dapat meliputi desain perabot dapur, tata letak (lay out) dapur, temperatur ruangan, warna dan estetika. Untuk menentukan ukuran yang behubungan dengan perabot dapur dapat berpedoman pada data anthropometri agar sesuai dengan anatomi orang yang beaktivitas di dapur tersebut. Penataan dapur yang ergonomis akan membuat kita tidak merasa terpaksa harus beraktivitas di dapur.*) By: Yunie Sudiro


Referensi:
Eko Nurmianto, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (1996); Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya; Edisi I; Guna Widya; Jakarta

Tidak ada komentar: