Jumat, 12 Juli 2013

Oleh- oleh dari Bali (bagian 1)





Libur telah tiba.. Libur telah tiba.. Nyanyian Tasya kecil serasa terngiang di telinga disaat anak-anak usai menerima raport. Putra dan Putri naik kelas dengan nilai  di atas yang distandarkan. Apapun hasilnya merupakan jerih payah mereka yang patut mendapatkan apresiasi. Setiap anak mempunyai tingkat kemampuan masing-masing. Menurut saya, reward tak harus diberikan pada  saat anak mendapatkan nilai "A", tapi berdasarkan usaha yang mereka kerahkan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Begitupun Putra dan Putri menagih liburan sebagai reward usaha mereka untuk dapat meningkatkan nilai di akhir tahun ajaran.

Liburan kenaikan kelas selama 3 mingggu. Kami sepakat untuk berlibur ke Bali di minggu ke 2. Semua kami siapkan seminggu sebelumnya, termasuk kejelasan cuti suami. Harapan kami adalah, mungkin libur minggu ke 2 tak seramai minggu ke 1, sehingga kami tak menghadapi hambatan yang berarti untuk mendapatkan tiket pesawat dan hotel sesuai dengan budget.

Sebelum hari H kami sudah mulai merancang kira-kira setiba di TKP harus ke mana saja. Sehari sebelum keberangkatan kami mulai berkemas. Packing dimulai.. Penentuan prioritas barang bawaan adalah keputusan penting. Mana yang harus dibawa dan mana yang harus ditinggal kadang menjadi pilihan yang sulit. Apalagi kami sudah sepakat membawa kamera beserta tripod nya agar kita dapat foto berempat tanpa mengganggu orang lain. Akhirnya ritual awal sesuai jadwal. Malam itu packing kelar. Oh ya, saya akan sangat menikmati setiap detail perjalanan yang saya lalui. Sehingga saya juga akan suka menceritakannya lagi melalui tulisan ini.

Pagi yang dinantikan telah tiba.. Pesawat kami terjadwal berangkat pukul 11.00 WIB. Putra terbangun paling pagi karena dia juga yang paling bersemangat menunggu hari keberangkatan. Usai mempersiapkan diri kami berangkat ke bandara. Sekitar jam 10.00 WIB kami sudah di sana. Ini adalah awal perjalanan kami selama 4 hari 3 malam. Taxi yg kami tumpangi tak dapat berhenti tepat di depan tempat keberangkatan karena telah berjajar beberapa mobil hitam yang dikawal beberapa pria kekar berambut cepak dan berseragam, sebagian berbaju safari gelap....pasti sebagian teman-teman sudah bisa menebak mobil siapa... dan sebagian juga ada yang bertanya-tanya mobil siapa? .. He ..he.. Kami harus berhenti beberapa meter setelah rombongan mobil hitam.  Semua tas telah diturunkan dari bagasi, sayapun harus berlari mengambil trolly yang jaraknya yg tidak bisa dibilang dekat. Meski demikian kami menikmatinya, yang penting waktu masih cukup buat check in. Kami juga masih sempat membungkus travel bag dengan plastik pelindung. Apa ya istilahnya... bag wrapping, mungkin, saya tak begitu perhatian, yg saya perhatikan label harga jasa layanannya yaitu Rp 35.000. Saat ini saya masih berfikiran mending mengeluarkan ongkos daripada tas rusak atau isi tas diobrak-abrik oleh tikus-tikus bagasi. Karena saya pernah mengalami tas dirusak saat dari Kuala Lumpur ke Jakarta.


Gambar 1: Tas dan pelindungnya.

Keberangkatan sesuai jadwal, tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai saat jam makan siang. Sepanjang koridor yang kami lalui banyak tulisan  selamat datang. Seperti biasa saya tak kan pernah melewatkan kesempatan untuk berpose di depannya... Dan .. cheers...narsis dimulai.. He..he..



Gambar 2: Selamat Datang

"Ayoo makan..." kicauan 2 kurcaci yg selalui mengikuti kami. Kedua anak saya paling gak bisa nahan lapar kecuali saat berpuasa (terpaksa kali...). Padahal keduanya ditahun kemarin sebulan puasa penuh tanpa ada bolong. Semoga  bulan Romadlon di tahun ini juga bisa melewatinya seperti tahun lalu. Amien.... Mereka minta makan siang di Burger King (BK). Maklum di Surabaya belum ada, jadi kalo ada kesempatan mampir pasti mereka minta. Dengan masih mendorong troly kami bergegas mencari counter BK. Di BK terlihat kursi penuh terisi, untung di teras ada satu meja yang mulai bergegas. Akhirnya saya duduk menjaga meja, yang lain pergi ke dalam memesan makanan.  Tiba-tiba ada 2 perempuan menghampiri saya. Usia mereka kira-kira 20 an. Awalnya minta ijin ngobrol 3 menit. Saya mempersilahkan, ternyata minta donasi untuk sebuah yayasan sosial dengan cara jual voucher. Vouchernya macam-macam, ada restoran dan lainnya yang lokasinya di Bali semua. Padahal saya kan di Bali hanya 4 hari dan belum tentu mengunjungi tempat-tempat yang tertera di voucher tadi. Selain itu donasi kan tidak harus melalui mereka. Dengan halus saya menolaknya. Dan di mbak-mbak tadi dengan sopan meninggalkan saya. Bertepatan saat itu, Putra memanggil saya agar segera pesan makanan. Sambil menunggu pesanan tak lupa saya mengabadikan suasana BK.     



Gambar 3: papa di BK

Perut sudah kenyang, bisa dipastikan untuk sementara waktu tidak ada yang rewel. Segera kami kembali ke counter pemesanan taxi. Dan tak lama kita sudah sampai di hotel. FYI, kami menginap di hotel Bali Kuta Resort (BKR). Kami mendapatkan kamar di lantai 1 dengan view pool. Beberapa saat kami menikhmati kamar dan sempat berfoto di tepi kolam renang.



Gambar 4: Menunggu taxi



Gambar 5: Dalam kamar



Gambar 6: Di kolam renang

Tak terasa saat itu menunjukkan pukul 4 sore waktu setempat (WITA). Kalo jam saya sih masih pukul 3, karena saya malas merubahnya. Saya dan suami teringat akan rencana agenda kami. Langkah 1 adalah menemui bagian layanan tour hotel. Saya dan suami langsung mendiskusikan jadwal perjalanan kami selama di sana. Rencana besar awal, hari 1 dinner di Jimbaran, hari 2 watersport di laut dengan cruiser ship, hari 3 elephant riding, hari 4 pulang dan beli oleh-oleh. Untuk ke Jimbaran saat ityu sudah dipastikan clear. Untuk hari ke 2 maunya kita pakai Quick Silver cruiser ship tapi penuh dan waiting list untuk hari ke 3. Kepastian akhirnya baru didapat hari ke 2 dengan alternatif Island Explore Fun Ship Cruise. Akhirnya kita putuskan hari ke 2 ke Elephant Park di Bakas.

Saya ingin jam 17.30 sudah berada di pantai Jimbaran. Ternyata perjalanan dari hotel memerlukan waktu 1 jam termasuk antisipasi macet. Otomatis 30 menit lagi kita harus sudah meninggalkan hotel. Segera saya ke kamar menyiapkan anak-anak. Kebetulan jalanan tak semacet yang diperkirakan, sebelum setengah enam kami sudah duduk di meja yang terletak di bibir pantai. Untung masih tersisa 1 meja di posisi yang kami incar, yaitu sisi paling dekat air laut. Telat 10 menit aja rasanya kami tak kan mendapatkan tempat di deretan tersebut. Di posisi itu saya dapat menancapkan tripod di depan meja. Kami juga bisa berkejaran dengan ombak sambil mengawasi barang-barang bawaan. Oh ya, saat itu kita dibelokkan sama  guide tour kita yang merangkap sopir di Dewata Cafe. Setelah kita duduk langsung disodori menu minuman. Minuman yang disediakan beragam, yang beralkohol semacam cocktail juga ada.  Menu makanan diberikan menyusul. Kita bisa main di pantai dulu sepuasnya baru pesan untuk makan malam di saat mentari sudah tenggelam. Iseng-iseng saya memperhatikan meja-meja di sebelah. Sebelah kanan bule berbahasa Inggris, sebelah kiri turis juga berwajah oriental bahasanya mirip mandarin --tapi saya tak yakin kalo mandarin, karena saya gak bisa bahasa mandarin...he..he.. Tak lama kemudian datang serombongan pengamen cafe. Mereka bernyanyi dari satu meja ke meja lainnya sambil menyapa, mungkin sebagai bentuk keramah tamahan terhadap pengunjung. Dan para pengunjung dengan suka rela memberikan tips terhadap mereka. Lampu-lampu mulai dinyalakan, payung pantai mulai di angkat, tanda mentari mulai meredup. Saya langsung memesan menu makan malam. Teman-teman pasti tau di Jimbaran yang tersedia adalah sea food, jadi proses masaknya agak lama, misal bakar-bakar dulu dan tentu masaknya antre. Makanan siap santap di saat yang tepat. Kami sekeluarga menikmatinya di antara temaram lampu, disertai suara deburan ombak, beratap langit dengan kaki menyentuh pasir putih nan lembut.



Gambar 7: Berempat di jimbaran



Gambar 8: Bersama pengamen.

Kenyang dan puas menyelimuti perasaan kami di malam itu. Pengantar kami sudah mengintip di gerbang cafe. Kami minta waktu sebentar untuk ke toilet dan berusaha membuat baju Putra lebih kering karena basah saat main di pantai. Sebagai pengalaman jika suatu saat makan di sana harus bawa baju cadangan. La...la..la.. mobil melaju memecah kemacetan malam di Kuta membawa kami kembali ke hotel (bersambung ke bagian 2)


** by: Yunie Sudiro.

Kamis, 21 Februari 2013

Nilai Minimal Di SMPN Surabaya



Akhir-akhir ini pembubaran sekolah RSBI menjadi topik hangat di kalangan orang tua murid. Apalagi bagi orang tua murid yang di tahun ajaran baru mendatang mengikuti PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Semua pasti mulai pasang mata dan telinga untuk meng update aturan main untuk tahun ajaran baru 2013/2014. Meski saya belum terlibat masalah ini, tapi sayapun selalu siaga pasang mata dan telinga juga lho... Maklum sebagai mama hemat karena budget terbatas selalu mengincar pendidikan Negeri sebagai salah satu solusi menjaga kesejahteraan keluarga, he..he.....

Menurut saya, kita harus selalu mempersiapkan segala hal yang mungkin dipertimbangkan untuk PPDB di tahun ajaran mendatang. Syukur-syukur nantinya ternyata syarat dan ketentuannya lebih mudah dari yang dibayangkan. Teman-teman pasti sudah mendapatkan banyak info masalah ini, apalagi ini sudah akhir Pebruari. Kali ini saya akan share tentang nilai terendah yang diterima oleh SMPN di Surabaya. Kebetulan data saya th 2010/2011. Semoga info ini masih dapat membantu sebagai patokan.

No   SMPN   Nilai Min      No     SMPN     Nilai Min
1          1           25,20      28       47         24,30
2          6           25,25      29       25         24,70
3         26          25,80      30       50            -
4          2           25,95      31       16         24,95
5         42          23,65      32       24         22,95
6         43          23,50      33       15         24,70
7          8           24,85      34       18         24,15
8         37          25,65      35       31         23,65
9          3           27,00      36       11         23,40
10        4           25,90      37       27         24,15
12       21          23,70      39       44         22,95
13       22          25,45      40        5          25,35
14       36          23,75      41        7          24,50
15       12          26,40      42       38         23,95
16       13          24,65      43       19         25,70
17       48          23,65      44       23         23,75
18       10          24,50      45       30         23,30
19       32          24,55      46       52           -
20       33          23,70      47        9          26,45
21       34          22,90       48       29        24,80
22       51            -           49        45        23,60
23       20          24,55      50        17        24,10
24       28          24,25      51        35        25,10
25       40          23,35      52        39        24,30
26       14          25,00      53        49        23,05
27       26          25,80

Sumber: Ganesha Operation Surabaya Th 2012.

Sebenarnya data di atas adalah patokan saat anak saya mengikuti PPDB SMPN tahun lalu , yaitu tahun 2012. Sayangnya saat ini nilai pengumuman tahun 2012 sudah tak ditampilkan lagi di PPDB. Atau saya yang salah lihat...he..he... Seingat saya, saat itu nilai Unas yang diterima ada kenaikan sekitar 1 - 2 poin dari data di atas. Misalnya SMPN 3, tahun kemarin (tahun 2012) nilai minimal yang diterima di kisaran 28. SMPN 22 hampir 27. Paling tidak teman-teman yang belum berpengalaman bisa memakai patokan nilai di atas, berapa besar nilai yang dibutuhkan untuk masuk SMPN incaran. Sehingga bisa mempersiapkan putra-putrinya.

Kali ini hanya itu yang bisa saya bagi sama teman-teman. Good luck ... semoga putra-putri, saudara, keponakan, adik, (sapa lagi ya...??) nya sukses mengikuti PPDB di tahun 2013. **By: Yunie Sudiro.

Selasa, 23 Oktober 2012

Pembagian Rayon SMPN Di Surabaya


Awalnya saya juga buta masalah ini. Untunglah pihak sekolah kerap kali mengundang orang tua murid kelas 6 untuk sosialisasi tentang Ujian Nasional (UNAS) dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sehingga saya bisa bertanya sebanyak mungkin mengenai hal ini. Pembagian rayon SMPN di Surabaya pada saat itu, yaitu tahun ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut:

Rayon Pusat:
Sub Rayon 1: SMPN 2, 42, 43.
Sub Rayon 2: SMPN 8, 37.
Sub Rayon 3: SMPN 3,4, 46.

Rayon Selatan:
Sub Rayon 4: SMPN 22, 21, 36
Sub Rayon 5: SMPN 12, 13, 48.
Sub Rayon 6: 10, 32, 33.

Rayon Barat:
Sub Rayon 7: SMPN 26, 14, 47.
Sub Rayon 8: SMPN 25, 50.
Sub Rayon 9: SMPN 16, 24.
Sub Rayon 10: SMPN 34, 51.
Sub Rayon 11: SMPN 20, 28, 40.

Rayon Utara:
Sub Rayon 12: SMPN 15, 18, 31.
Sub Rayon 13: SMPN 11, 27.
Sub Rayon 14: SMPN 41, 44.
Sub Rayon 15: SMPN 5, 7, 38.

Rayon Timur:
Sub Rayon 16: SMPN 19, 23.
Sub Rayon 17: SMPN 30, 52.
Sub Rayon 18: SMPN 29, 9, 45.
Sub Rayon 19: SMPN 17, 35.
Sub Rayon 20: SMPN 39, 49.

 (Sumber: PPDB Kota Surabaya Tahun 2012)

Pada saat pemilihan anak-anak kita diperbolehkan memilih 3 pilihan. 2 pilihan dalam satu sub rayon dan 1 pilihan bebas. Misalnya: Putri sekolah di SDN Dr Sutomo 5, termasuk rayon selatan. Maka dia bisa menentukan kombinasi pilihan sbb:
Pilihan 1: SMPN 3
Pilihan 2: SMPN 12
Pilihan 3: SMPN 13.
Kombinasi ini menunjukkan bahwa pilihan bebasnya SMPN 3, pilihan wajibnya SMPN 12 dan 13 yang merupakan sub rayon 5 dalam rayon selatan. Kombinasi ini bisa menjadi berbeda sesuai masing-masing pemilih. Biasanya disesuaikan dengan nilai Unas yang dimiliki calon peserta didik dan data masa lalu nilai yang diterima pada masing-masing SPMN yang dituju. Contoh: Putri nilai Unas 27, padahal tahun lalu SMPN 3 hanya menerima murid baru dengan nilai Unas minimal 28, maka sebaiknya Putri jangan memilih SMPN 3. Jika tetap memilihnya, maka probabilitas diterimanya sangat kecil. Untuk itu, peran kita sebagai orang tua pada saat seperti ini sangat diperlukan. Jangan sampai anak-anak kita salah pilih, apalagi salah jadwal... kasihan anak-anak kita.

Masalah data lalu tentang nilai yang diterima pada masing-masing SMPN saya belum memilikinya. Semoga saya segera mendapatkan sumbernya untuk dapat di share di posting berikutnya... 

by: Yunie Sudiro.


Sabtu, 20 Oktober 2012

Pilihan SMP Negeri Di Surabaya



Kali ini saya akan membagi pengalaman saya saat anak saya mau masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama). Hal ini mengingatkan saya pada saat menghadiri undangan wali murid di sekolah Dasar (SD) ditanya oleh salah satu orang tua murid yang baru menginjak kelas 6 (enam). “ Mbak, anaknya diterima di SMP mana?” Setelah saya bilang anak saya diterima di salah satu SMPN- RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf  Internasional), malah orang tua murid tadi balik bertanya : “gimana cara memilih saat mendaftar?”. Beliau merasa bingung, tak punya bayangan besok kalau anaknya lulus harus mendaftar ke SMPN berapa? Beliau juga bilang buta sekali masalah prosedur ini. Wah...kasusnya sama donk seperti saya dulu. Apalagi saat pindah ke sekolah tersebut anak saya naik kelas 6 (enam). Nah, melalui media ini siapa tahu ada teman-teman yang mempunyai pertanyaan yang sama.

Untuk pendaftaran SMP Negeri di Surabaya ada 2 (dua) cara, yaitu jalur umum dan jalur khusus. Jalur khusus meliputi prestasi, mitra warga, inklusif dan satu lokasi.  Semua pendaftaran ini melalui online yang ada jadwalnya sendiri-sendiri. Teman-teman tak perlu khawatir mengenai info jadwalnya, karena sebelum pendaftaran ada beberapa kali trial yang disosialisasikan di sekolah-sekolah SD. Kebetulan anak saya melalui jalur umum. Jalur inipun ada 2  (dua) jenis seleksi, yaitu RSBI dan Regular.

Untuk pendaftaran RSBI dijadwalkan sebelum pendaftaran regular. Jika diterima di RSBI, data base sudah dihapus dan tak bisa mendaftar di regular. Bagi yang tidak diterima di RSBI masih ada kesempatan mendaftar di regular.

Syarat mendaftar di SMPN RSBI tahun ajaran baru 2012 kemarin adalah memiliki Nilai Ujian Nasional (UNAS) rata-rata minimal 8,5, yaitu minimal jumlah nilai UNAS 25,5. Selain itu, tak boleh ada nilai dibawah 7,5 di setiap mata pelajarannya. Sekolah SMP RSBI di Surabaya diantaranya adalah SMP Negeri 1, SMP Negeri 6 dan SMP Negeri 26. Saat pendaftaran diperbolehkan memilih 2, yaitu pilihan 1 dan pilihan 2. Contoh: pilihan1 memilih SMPN 1, pilihan 2 memilih SMPN 6. Oh ya...untuk lokasinya, SMPN 1 berada di belakang Balai Kota, SMPN 6 di Jalan Jawa dan SMPN 26 di daerah Benowo.

Sedangkan untuk pendaftaran regular dapat memilih 3 pilihan, yaitu 2 pilihan dalam sub rayon dan 1 pilihan luar sub rayon. Penentuan rayon berdasarkan  masing-masing sekolah SD nya. Rayon ini terdiri dari pusat, selatan, barat, utara, timur. Hal ini bisa ditanyakan pada pihak sekolah SD nya. Misalnya, SDN Dr Soetomo 5 dan SDN Dr Soetomo 8 termasuk rayon selatan. Dan masing-masing rayon dibagi lagi ke dalam sub rayon. Para orang tua murid hendaknya tak perlu khawatir akan informasi mengenai pendaftaran sekolah negeri, karena jauh sebelum pendaftaran pihak sekolah  dimana anak-anak kita belajar biasanya melakukan sosialisasi tidak hanya sekali.


Syarat dan ketentuan pendaftaran SMPN di Surabaya bisa saja berubah setiap saat. Pengalaman saya di atas adalah pada tahun ajaran baru 2012. Untuk itu hendaknya orang tua murid selalu mengikuti informasi yang berkembang sesuai berjalannya waktu agar dapat mendukung anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang diharapkan.*)By: Yunie Sudiro.



Rabu, 25 April 2012

Ujian Praktek Tingkat Sekolah Dasar (SD)



Pada tahun ini, anak saya duduk di kelas VI. Begitu pendek waktu yang harus ditempuh di kelas ini. Rasanya baru saja UAS semester I berakhir, jadwal ujian praktek, ujian sekolah dan ujian nasional sudah dibagikan. Ada beberapa mata pelajaran yang diujikan dalam bentuk praktek, yaitu: seingat saya...Olah Raga (OR), IPA, Bahasa Indonesia (BIN), Bahasa Inggris (BIG), Komputer, Kesenian, Ketrampilan, Agama.

Konon katanya,.. biar anak tetap tenang kita hendaknya selalu membantu menyiapkan penguasaan materi yang diujikan. Eh, Ini ada bocoran materinya,..siapa tahu sama untuk tahun-tahun berikutnya.. Untuk materi OR meliputi renang, senam kreasi sendiri, lari. Untuk senam, di semester I sudah ada pemberitahuan, sehingga sudah bisa berlatih jauh-jauh hari sebelumnya. Materi IPA adalah membuat daftar hewan minimal 50 jenis beserta penggolongannya. Materi BIN meliputi pidato dan puisi, dari bikin sampe penyampaiannya. Materi BIG meliputi pembuatan bacaan dan pertanyaannya. Materi komputer meliputi penggunaan aplikasi Microsoft Word sampai proses cetak. Untuk materi kesenian dibagi 2, (1) Seni Musik meliputi menyanyikan lagu wajib nasional dan daerah serta memainkan pianika. (2) Seni Rupa meliputi menggambar dan pewarnaannya. Materi ketrampilan meliputi aplikasi sulam. Materi Agama meliputi hafalan surat, sholat, dan Zikir. Mereka akan diminta untuk menghafalkan salah satu surat yang dipelajari. Surat-surat tersebut adalah: 1. Al-Alaq (1-5) 2. Ad-Dhuha 3. Al-Zalzalah 4. Al-Humazah 5. Al-Lahab 6. Al-Maun 7. An-Nashr 8. At-Tin 9. Al-Quraisy 10. Al-Fil 11. Al-Qadar 12. Al-Kafirun 13. Al-Baqarah (1-5) 14. Al-Qariah 15. Al-Insyirah

Besar harapan untuk mendapatkan hasil yang maksimal melalui persiapan yang maksimal pula. Tidak ada salahnya kita mencari informasi-informasi yang berkaitan pada tahun-tahun sebelumnya. Menurut saya, hasil yang diperoleh tetap tergantung dari perjuangan yang bersangkutan, yaitu anak-anak kita sediri. Yang penting kita sebagai orang tua ikut selalu mendoakan dan memberikan dukungan serta mengikuti perkembangan informasi yang diperlukan agar tidak ada yang terlewat. Dalam hal ini adalah jadwal ujian-ujian  berikutnya, yaitu: Ujian Sekolah dan Ujian Nasional. Good luck. *)By: Yunie Sudiro.

Selasa, 17 April 2012

Mie kopyok (Semarang) Vs Lontong balap (Surabaya)



Dulunya saya buta tentang kota Semarang. Begitu menginjakkan kaki di kota lumpia, setiap ada kesempatan saya mengunjungi tempat-tempat keramaian. Saya selalu tertarik pada hal-hal yang belum familiar, apalagi masalah makanan....suka kepingin mencicipi.... Ada soto bangkong, tahu gimbal, mie kopyok, mangut kepala manyung, nasi ayam, nasi pindang.

Mbangkong di Surabaya biasanya diartikan bangun kesiangan, tidur terus sampai siang gak bangun-bangun. Ternyata kalo di semarang Bangkong adalah sebuah nama daerah. Oh ya, di kota ini nama daerah lebih dikenal daripada nama jalan. Tahu gimbal adalah salah satu makanan khas semarang yang terkenal. Makanan ini terdiri dari tahu, gimbal udang, lontong, telur,dan kol disiram sambal kacang, yang disajikan bersama kerupuk. Di Semarang juga ada tahu campur, cuma makanan ini berbeda dengan tahu campur lamongan (Jawa Timur).

Diantara makanan tersebut yang membuat saya langsung menyukainya adalah mie kopyok. Awalnya saya tak menyadari. Saat itu suami yang berkomentar, kenapa saya menyukai mie kopyok. Katanya karena makanan tersebut mirip sama lontong balap. Padahal berdasarkan komposisi banyak bedanya daripada samanya..he..he... tapi, taste nya memang mirip. Mie kopyok terdiri dari lontong, mie, tauge,tahu, krupuk gendar, sambalnya ada unsur trasi. Sedangkan lontong balap terdiri dari lontong, tauge, lentho, krupuk, sambalnya ada unsur petis. Tetapi dua-duanya berkuah kecap. Tempat yang biasa saya kunjungi sama teman-teman maupun keluarga jika ingin makanan yang satu ini adalah di jalanTanjung dan Jalan kyai Shaleh. Ehmmm...saya jadi membayangkan makan di sana bersama “the girls”....—by: Yunie Sudiro.

Kamis, 15 September 2011

Proses Pindahan Sekolah




Informasi ini buat teman-teman yang mau memindahkan sekolah anaknya. Dan semoga prosedur yang saya utarakan belum berubah. Jaman sekarang pelajar mempunyai nomor induk yang berlaku secara nasional, artinya kemanapun anak tersebut pindah sekolah selagi masih di Indonesia mempunyai nomor tersebut sama. Nomor induk itu yang biasa kita kenal dengan sebutan NISN (Nomor Induk Siswa Nasional). Sepengetahuan saya, karena itulah saat kita pindah harus mengurus pemindahan data yang melekat pada NISN.
Berdasarkan pengalaman yang saya alami, langkah awal enaknya kita mencari sekolah yang dituju dulu. Setelah ada pembicaraan dengan sekolah tujuan baru, kita minta pengantar pindah kepada sekolah lama. Surat keterangan pindah sekolah yang dibuat oleh sekolah lama harus dilegalisir oleh dinas pendidikan setempat. Jika pindahnya antar provinsi, pertama kita harus datang ke UPTD pendidikan kecamatan, berikutnya (kedua) kita ke dinas pendidikan kota, ketiga kita ke dinas pendidikan provinsi. Setiap tempat bisa selesai dengan sekali datang kecuali di dinas pendidikan kota. Pada proses ini kita mendapatkan stempel dan kode validasi.
Oh ya, berkas lengkap yang diperlukan saat pindah adalah raport asli dan surat keterangan pindah sekolah yang sudah dilegalisir sama dinas pendidikan setempat (seperti yang saya jelaskan sebelumnya). Untuk sekolah swasta yang pindah ke negeri harus terakreditasi A.
Setelah itu kita datang ke sekolah baru yang dituju. Di sekolah yang dituju kita akan diberikan surat keterangan diterima sebagai pengantar kita untuk pengurusan ke dinas pendidikan tujuan. Pengurusan ini kebalikan dari pengurusan di wilayah asal. Pelaporan dimulai dari dinas propinsi, selanjutnya kita datang ke dinas pendidikan kota, kemudian baru datang ke UPTD kecamatan. Seperti sebelumnya, proses di dinas kota harus ditinggal, beberapa hari kemudian baru bisa diambil. Langkah akhirnya adalah menyerahkan semua berkas asli kepada sekolah tujuan.
Semenjak itu anak-anak sudah resmi sebagai warga sekolah barunya. Anak-anak harus sudah mulai mengikuti aturan yang berlaku di sekolah tersebut. Untuk itu, lebih baiknya sebelum masuk sekolah mereka diajak datang ke sekolah sebagai awal beradaptasi.—by: Yunie Sudiro.

Jumat, 19 Agustus 2011

Memperkenalkan Sistem Reproduksi Manusia Pada Anak (Bagian 2)



“Ma, jam berapa ke toko bukunya??” Itulah celoteh Putra dan Putri di setiap akhir pekan. Mereka meminta jatah dibelikan buku. Salah satu buku yang tak pernah absen dibawa pulang adalah Doraemon. Seperti biasa, setelah dapat jatah mereka langsung minta pulang, gak perduli mamanya masih kepingin jalan, pokoknya harus pulang! Mereka sudah kebelet baca buku barunya.

“Kakak kalo sudah mulai ketiak sama pipisnya berbulu itu tanda-tanda mau dewasa...,” celetuk Putra. Kakaknya langsung merebut komik yang dibaca Putra. “Ini tentang pertumbuhan,” Putra masih berusaha menjelaskan. Ternyata komik yang dibacanya cukup membantu saya untuk memberi pengantar tentang pubertas, meskipun hanya membahas dari sisi perubahan fisik. Kan konsumsi anak-anak, mungkin itu memang sudah porsinya.

Putri semakin hari cemas karena teman-teman perempuannya semakin banyak yang sudah menstruasi. Dia kayaknya ngeri kalo itu terjadi pada dirinya. Perlu pembaca tahu, Putri itu paling takut sama yang namanya darah. Jika tubuhnya ada yang lecet sampai berdarah , dia teriak-teriak minta tolong dan gak mau lihat. Demikian juga pada saat dia mendapatkan menstruasi yang pertama. Putri teriak-teriak ketakutan. Padahal saya sudah selalu mengingatkan bahwa dia pasti akan segera mengalaminya. Dengan memberinya pengertian dan selalu mendampinginya, akhirnya Putri bisa melewati kepanikannya. Mendampingi di sini bukan berarti kita selalu ada secara fisik, tapi harus selalu ada pada saat dia butuh bicara dengan kita sebagai ibu.

Anak perempuan saya sudah mulai menginjak dewasa, minimal secara fisiologis. Saya menjadi khawatir karena saya yakin Putri belum paham tentang perubahan yang dia alami. Secara mental dan perilaku, dia itu masih anak-anak. Saya merasa berhutang sama Putri untuk menjelaskan masalah reproduksi. Saya ingin dia bisa menjaga dirinya sebagai seorang perempuan.

Kebetulan materi pelajaran IPA yang dipelajari Putri adalah masalah perkembangbiakan. Hal ini lebih memudahkan saya untuk menyisipkan petuah-petuah lama demi harga dirinya. Saya menjelaskan terjadinya menstruasi dan sistem reproduksi wanita. Selain itu, saya juga menjelaskan sistem reproduksi laki-laki. Saat itu Putri terlihat mengerti bahwa mempertemukan sperma dengan sel telur akan terjadi pembuahan.

Hari-hari selanjutnya Putri sudah tidak membahas masalah itu. Entah apa yang ada dalam benaknya, tahu-tahu suatu sore dia mendatangi saya dan membahasnya lagi. Dan terjadilah percakapan berikut:

Putri : “Ma, sperma itu diproduksi dimana?”
Saya : “Lho kakak kok lupa, kan kemarin mama sudah bilang ‘testis’”.
Putri : Oh iya....trus, gimana cara memasukkan sperma ke sel telur?”
Saya : ...(surprise saya mendengarnya....terpaksalah saya mengutarakannya lebih eksplisit)......Hmmm....dengan cara memasukkan penis ke dalam “itu” (saya dengan menunjuk ‘Miss V’ nya).
Putri : “Berarti mama dulu hamil karena digituin papa??”
Saya : “..Iya...”

Putri tampak puas dengan jawaban saya. Begitu ada kesempatan sayapun menyempurnakan jawaban tentang pertanyaannya dulu mengenai “diperkosa” serta menyinggung sedikit tentang pernikahan. Saya merasa lega mendapat kesempatan menjelaskan masalah tersebut daripada dia mendapatkan informasi yang salah. Harapan kami sebagai orang tua, hal ini bisa menjadi bekal Putri untuk menjaga dirinya.

Putri berlari menuju kamar adiknya. Di sana dia mengajak adiknya bercanda. Di sela-sela gurauan, Putri bermaksud memberitahu tentang apa yang dia tahu. “Tahu nggak gimana caranya mama hamil kamu??”, Untunglah saya menyusul ke kamar adiknya. Ssstt....saya mengingatkan Putri kalo adiknya belum saatnya untuk tahu :-)


By : Yunie Sudiro

Rabu, 27 Juli 2011

Memperkenalkan Sistem Reproduksi Manusia Pada Anak (Bagian 1)



Masih ingat kan kalo saya mempunyai dua penerus bangsa, yaitu "sang putri" dan "sang pangeran". Selanjutnya kita akan sebut mereka sebagai "putri" dan "putra". Banyak pengalaman yang saya dapat selama mengasuh dan membimbing mereka, yang mungkin juga dirasakan para pembaca. Melalui media ini saya hanya ingin berbagi, siapa tahu bisa saling melengkapi jika ada yang terlewatkan/terlupakan.

Menurut pengamatan saya, pertumbuhan fisik anak-anak jaman sekarang lebih cepat dibandingkan anak-anak pada jaman saya. Pada usia yang sama, postur mereka rata-rata lebih besar. Pasti ada yang menanyakan, ini datanya bersumber dari mana???...memang saya belum pernah melakukan penelitian secara ilmiah dan mengolah data realnya, hanya berdasarkan pengamatan saya terhadap putri dan teman-temannya. Sebagai contoh, teman sekelas putri pada saat kelas 3 sudah ada yang mengalami menstruasi. Saat kelas 4 ada beberapa orang mengalami hal yang sama dan pada kelas 5 jumlah yang mengalami menstruasi bertambah lagi. Mereka secara fisik terlihat besar dan pertumbuhan secara biologis juga lebih cepat. Hal ini jika dibandingkan pada masa saya cukup jauh berbeda dimana saya mendapatkan menstruasi pertama saat masih duduk dibangku SMP kelas 2. Demikian teman-teman sebaya saya, yang pada saat itu kebanyakan mendapatkannya saat usia SMP kelas 1 atau 2. Meskipun demikian, secara mental, mereka masih belum dewasa dan masih menunjukkan sifat anak-anak.

Bahagia sekali rasanya kita semua pada saat pertama kali menimang mereka. Kita senantiasa tak ingin melewatkan setiap langkah pertumbuhan mereka. Mulai bisa tengkurap, merangkak, duduk, berjalan, dst... Kadang kita tidak menyadari ternyata sudah saatnya mereka harus mulai tidak selalu disamping kita (lingkungan rumah). Awalnya mereka mulai masuk sekolah, dan hanya pergi meninggalkan rumah hanya untuk sekolah. Setelah mereka punya teman dan lingkungan, mereka mulai pergi keluar rumah tidak hanya untuk sekolah. Kita sebagai orang tua harus mulai memikirkan cara membimbing mereka agar bisa menjaga diri di luar lingkungan rumah.

Selain itu, arus informasi yang sangat deras dan terbuka pada saat ini sangat mempengaruhi pola pikir dan merangsang keingintahuan mereka. Saya ingat sekali, saat itu putri mulai duduk di kelas 5, tanpa basa basi dia mendatangi saya dan langsung bertanya : "Ma, diperkosa itu apa?!...." Terus terang, waktu itu saya bingung harus menjawab apa. Tapi saya berusaha menjawab sesuai porsinya. Saya bilang diperkosa itu dipaksa. Jadi saya katakan kalo ada orang yang memaksa kita untuk melakukan sesuatu yang kita tidak mau itu namanya diperkosa. Sebenarnya putri masih belum puas dengan jawaban itu, tapi saya berhasil menghentikannya dengan jawaban itu. Berdasarkan pertanyaan itu, saya baru menyadari bahwa putri sudah mendekati masa pubertas. Saya berniat untuk menyiapkan mentalnya untuk menghadapi masa-masa itu.

Pada kasus lain putri sudah mulai menanyakan kenapa saya tidak sholat di saat-saat tertentu. Padahal sebelumnya dia tak memperdulikan. Berawal dari situ saya mulai menjelaskan perlahan-lahan masalah pubertas. Setelah itu dia mengenal istilah "berdarah" jika tahu kalo saya libur sholat ato puasa karena menstruasi. Saat itu pula itu Putri belajar mengetahui jika perempuan mau dewasa "alat pipis" nya mengeluarkan darah pada periode tertentu. Saya biarkan pola pikirnya seperti itu dulu, karena ini adalah baru step awal untuk bisa lebih lanjut memberikan pemahaman tentang masalah reproduksi. Jika saya memberikan penjelasan yang sebenarnya, Putri akan bingung karena memang belum saatnya ---

untuk step selanjutnya nantikan tulisan saya pada bagian 2 .....

by: yunie sudiro


Pengenalan sistem reproduksi 2
- Awal pubertas
- Cara menjaga diri
- Penjelasan detail

Kamis, 10 Februari 2011

Museum Kereta Api Ambarawa


Minggu yang cerah, langit tampak bersih dari noda mendung. Sang Putri dan Sang Pangeran sangat menikmati hari libur mereka. Semenjak bangun tidur sudah sibuk membaca dan main game. Merekapun terperanjat setelah melihat kami siap pergi meninggalkan rumah, padahal sebelumnya sudah diperingatkan untuk bersiap-siap. Mereka terlihat sangat antusias menemani nenek-kakek mereka ke Museum Kereta Ambarawa meskipun sudah pernah mengunjunginya beberapa waktu yang lalu.
Saya akan mengemukakan rute yang kami lalui, siapa tahu ada teman-teman pendatang yang masih bingung dengan jalur Semarang-Ambarawa. Saya memulai rute perjalanan dari bundaran Kali Banteng (dekat Bandara Ahmad Yani) masuk ke arah Jl. Abdurahman Saleh. Saya sangat menyukai rute ini karena terhindar dari macet dan sepanjang jalan dapat mencuci mata dengan pemandangan alam nan hijau. Oleh karena itu jalur ini sangat cocok dilalui di siang hari, kalau malam lebih baik melalui jalur kota yang ramai dan terang. Setelah masuk jalan ini, dengan kondisi jalan mendaki yang kontur tanah yang semakin naik kita mengikuti jalan utama sampai menuju arah perumahan Greenwood. Lepas dari perumahan ini kita dapat melihat hamparan hutan karet sejenak. Saat itu matahari mulai tak tampak, gerimis mulai jatuh di kaca mobil yang kami tumpangi. Padahal perjalanan baru sekitar 20 menit dari bundaran Kalibanteng yang tak ada tanda-tanda turun hujan. Jalur ini akan melintas di depan obyek wisata Ngrembel Asri, yang beberapa ratus meter lagi ada pertigaan pasar Gunungpati, kita harus belok ke kiri menuju arah Ungaran. Kita mengikuti jalan utama yang termasuk wilayah Gunungpati, sampai jalur ini habis dan ada tanda verboden, kita harus belok kiri mengikuti petunjuk arah Jogja/Solo. Sebenarnya ada jalan yang lurus, tapi yang dari arah Gunungpati dilarang masuk karena jalur searah. Selanjutnya kita bertemu jalan antar kota arah Jogja/Solo, belok ke kanan mengikuti petunjuk arah Jogja/Solo. Kita akan melewati kota Ungaran dan selanjutnya Bawen. Pada saat di Bawen, jalan terbagi dua yaitu lurus arah Solo dan ke kanan arah Jogja. Untuk ke Ambarawa kita pilih arah Jogja.
Sampailah kita di kota Ambarawa. Sang pangeran dan sang putri bersorak sorai karena sudah dekat tempat tujuan. Apalagi ketika melihat monumen tank dipertigaan depan museum Palagan Ambarawa. Kita tinggal belok ke kiri, tak lama kita sudah melihat petunjuk “Museum Kereta Api Ambarawa” yang terletak di sebelah kanan jalan. Sekitar jam 11 kita sampai, parkir sudah dapat di tempat agak jauh dari lokasi. Suasana stasiun sudah ramai, saya bergegas ke loket membeli tiket. Harga per tiket Rp 5.000,-. Dari awal kami berencana naik Lori Wisata Ambarawa - Tuntang. Terlihat para pengunjung sudah antri di depan loket, tak ketinggalan sang mantan pacar ikut berjuang mendapatkan tiket. Nasib mujur belum berpihak pada kami, antrian tinggal dua orang tiket habis dan loket ditutup. Akhirnya kami menunggu loket dibuka lagi untuk pemberangkatan berikutnya, yaitu jam 13.00. Sambil menunggu, waktu bisa dimanfaatkan dengan melihat-lihat isi museum, menikhmati jajanan-*yang paling bikin kangen adalah merasakan hangatnya minuman ronde; hmmmm...*, melihat-lihat souvenir yang dijual para pedagang, dan.....berfoto...cheeerss.....

Gambar 1 : Peron stasiun
Gambar 2 : Lokomotif kereta uap
Menjelang jam 12.00 para calon penumpang tampak mulai antre meski loket masih tertutup rapat. Akhirnya loket untuk tiket “E” dibuka. Karena kereta yang dimaksud adalah sama yaitu kereta wisata Lori, maka tiket tiap pemberangkatan ditandai dengan kode abjad. Oh ya, harga tiket ini adalah Rp 10.000 per orang.
“Bagi calon penumpang dengan tiket E harap bersiap-siap”, seru petugas.. Tiket “E”....kamipun beranjak ke tempat pemberangkatan. Ingat, tiket kereta tanpa tempat duduk, jadi kita harus pasang kuda-kuda untuk berebut tempat, he..he... Buat yang belum berpengalaman soal rebut-merebut di tempat duduk kereta kelas ekonomi, strategi awal: cari pintu yang berseberangan rel karena tidak dipakai pintu keluar penumpang sebelumnya. Yang ke dua: segera naik kereta begitu kereta berhenti dan langsung duduk ditempat yang diincar. Tepat jam 13.00 kereta berangkat menuju stasiun Tuntang. Sepanjang perjalanan kita disuguhi panorama Rawa Pening dengan udara yang begitu segar, jauh dari polusi. Begitu sampai stasiun Tuntang, kereta berhenti sejenak dan langsung balik ke stasiun Ambarawa lagi. Perjalanan pergi – pulang stasiun Ambarawa – Tuntang memakan waktu kira-kira satu jam.
Gambar 3 : Rawapening
Weekend telah berakhir. Tenaga harus dikerahkan kembali untuk menyambut aktivitas di hari Senin. Hampir lupa sang putri dan sang pangeran masih ada ulangan harian yang harus dihadapi. Mereka harus mengulang materi ulangan walau dengan berat hati.... “Ma, tolong tanya : penyerahan kekuasaan di Indonesia dari Belanda kepada Inggris ditandai dengan perjanjian apa ....? Saya membantu menjawab soal tersebut hanya dengan mengingatkan kalau tadi kita dari sana. Dan sang putri langsung bisa menjawabnya, yaitu perjanjian Tuntang. ... ...
By: Yunie Sudiro.