Tampilkan postingan dengan label Tata Graha. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tata Graha. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Maret 2019

Membuat Estimasi Kebutuhan Deterjen Cair Pada Sebuah Rumah Tangga (Metode Moving Average)



Pada tiap-tiap rumah mempunyai rutinitas kegiatan. Semua rutinitas kegiatan biasanya berhubungan dengan resource. Dengan begitu pasti berhubungan pula dengan timbulnya pengeluaran. Agar dapat memprediksi jumlah pengeluaran, perlu kita lakukan perhitungan kebutuhan untuk periode berikutnya.

  1. Mencuci Pakaian
Salah satu kegiatan dalam sebuah rumah tangga atau keluarga adalah mencuci pakaian. Sebelum dapat memperkirakan biaya-biaya yang timbul dari kegiatan memcuci pakaian, kita harus mengetahui bagaiman proses mencuci pakaian itu sendiri. Mencuci pakaian ada 2 (dua) cara, yaitu mencuci pakaian dengan tangan dan menggunakan mesin cuci.

  1. Langkah-langkah mencuci pakaian dengan tangan adalah sebagai berikut:
  1. Pisahkan pakaian putih dan yang berwarna.
  2. Rendam pakaian kotor pada suatu wadah (wadah 1).
  3. Siapkan wadah lain (wadah 2) yang berisi campuran air dan deterjen, deterjen dapat berbentuk bubuk atau cair.
  4. Kucek dan peras masing-masing baju, kemudian dimasukkan ke dalam wadah 2.
  5. Kucek pakaian dengan menggunakan campuran air dan deterjen pada wadah 2 kemudian diperas.
  6. Bilas pakaian yang sudah dikucek dengan campuran air dan deterjen tersebut dengan menggunakan air bersih sampai deterjen hilang. Pembilasan dilakukan dengan cara mengucek pakaian dalam air bersih diakhiri dengan memerasnya. Pembilasan rata-rata dilakukan 3 (tiga) kali oleh kebanyakan orang. Jika menggunakan pelembut pakaian (softener) lakukan pada pembilasan terakhir. 
  7. Langkah terakhir adalah pengeringan dengan cara dijemur atau diangin-anginkan.

  1. Langkah-langkah mencuci pakaian dengan mesin otomatis adalah sebagai berikut:
  1. Pisahkan pakaian putih dan yang berwarna.
  2. Masukkan pakaian kotor sesuai kapasitas mesin cuci.
  3. Masukkan deterjen sesuai takaran yang disarankan. deterjen dapat berbentuk bubuk atau cair.
  4. Nyalakan kran air dan aliran listrik.
  5. Nyalakan tombol power.
  6. Jika menggunakan pelembut dimasukkan pada pembilasan terakhir (kira-kira indikator waktu pencucian kurang dari 15 menit). Sebagian besar mesin cuci memberikan alarm kapan pelembut harus dimasukkan.
  7. Pencucian selesai ditandai dengan bunyi alarm dan lampu indikator waktu pencucian padam.
  8. Langkah terakhir adalah pengeringan dengan cara dijemur atau diangin-anginkan atau dengan menggunakan mesin pengering.

  1. Biaya-Biaya yang Ditimbulkan Saat Mencuci Pakaian
Agar dapat membuat anggaran belanja rumah tangga mendekati realisasi diperlukan akurasi prediksi dalam menentukan biaya-biaya yang timbul di suatu periode. Semua kegiatan yang direncanakan hendaknya dirinci agar dapat melakukan prediksi biaya-biaya yang ditimbulkan. Pada kesempatan ini kita membahas kegiatan mencuci pakaian. Berdasarkan proses kegiatannya dapat diketahui bahwa hal-hal yang dapat menimbulkan biaya adalah air, listrik, deterjen, pelembut (jika menggunakan) dan tenaga. 

  1. Metode Peramalan Moving Average
Ada beberapa teknik peramalan yang telah dikembangkan. Teknik tersebut dibagi dalam dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif atau teknologis. Metode kuantitatif dapat dibagi ke dalam deret berkala (time series) dan metode kausal (model regresi). Sedangkan metode kualitatif atau teknologis dapat dibagi menjadi metode eksploratoris dan normatif. 

Moving average merupakan salah satu metode bagian dari time series.
Persamaan yang dapat dipakai pada metode ini adalah sebagai berikut:






Keterangan:
n = jumlah data

Perlu diketahui bahwa peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat 3 (tiga) kondisi berikut:
  • Tersedianya informasi tentang masa lalu.
  • Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
  • Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang.

  1. Contoh Aplikasi Metode Peramalan Moving Average
Berikut adalah contoh data kebutuhan deterjen cair dalam satuan mililiter (ml) pada sebuah keluarga untuk periode Agustus 2018 s/d Juli 2019:


Bulan
Kebutuhan (ml)
Bulan
Kebutuhan (ml)
Agustus 2018
1600
Pebruari 2019
1600
September 2018
1400
Maret 2019
1650
Oktober 2018
1200
April 2019
1500
November 2018
1500
Mei 2019
1400
Desember 2018
1550
Juni 2019
1450
Januari 2019
1300
Juli 2019
1550

Diketahui kemasan 1 pouch deterjen cair berisi 800 ml. 

Bagaimana kita dapat menentukan perkiraan kebutuhan deterjen cair pada keluarga tersebut untuk bulan berikutnya? Estimasi kebutuhan deterjen cair untuk bulan Agustus 2019 pada keluarga tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan nilai rata-rata beberapa bulan sebelumnya. Misalkan kita tentukan rata-rata dari 6 (enam) bulan atau dapat dikatakan n = 6, maka:








= (1550 + 1450 + 1400 + 1500 + 1650 + 1600) : 6
= 9150 : 6
= 1525

Estimasi kebutuhan deterjen cair pada bulan Agustus 2019 pada keluarga tersebut adalah 1.525 ml. Karena 1 pouch berisi 800 ml, maka keluarga tersebut harus menganggarkan untuk pembelian deterjen cair sebanyak 2 pouch pada bulan Agustus 2019. 


Kesimpulan:
Perencanaan akan segala hal selalu diperlukan. Perencanaan tersebut bisa sederhana atau kompleks, tergantung dari keperluannya. Metode rata-rata bergerak (moving average) adalah cara sederhana yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus memahami secara serius pada notasi-notasi persamaan (rumus) nya.*) By: Yunie sudiro


Referensi:

  1. Makridakis, Spyros; Wheelwright, Steven C; Mcgee, Victor E ( 1995), Metode dan Aplikasi Peramalan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
  2. Kelompok Pengembangan Profesi Aplika Widya (1991), Penyelesaian Soal-Soal Pengantar Teknik Industri, Kelompok Pengembangan Profesi Aplika Widya, Surabaya.

Rabu, 19 Agustus 2015

Padasan



Mengawali aktivitas menulis sering saya lakukan setelah sejenak "googling" mencari tau topik yang serupa. Sekedar ingin tau apa yang pernah dialami dan dibahas oleh individu lain. Saya tak menyangka kata padasan ternyata masuk dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI) yang artinya tempayan yang diberi lubang pancuran (tempat air wudhu). Setau saya kata padasan hanya dikenal oleh orang-orang yang hidup di masa kecil saya dan tinggalnya tidak di kota besar di Jawa Timur atau Jawa Tengah. Dan ternyata arti dalam kamus tadi persis seperti yang saya maksud. Akan tetapi apakah saat ini kebanyakan orang masih mengenal istilah ini?

Bangunan rumah saya mulai berumur 10 tahun. Beberapa bagian rumah sudah mulai butuh perhatian. Yang paling urgent adalah suara ngacir air yang tidak mau berhenti. Siapa sih yang mau tagiham PDAM membengkak sia-sia? Maka dengan percaya diri saya meminta tolong suami melepas shower yang menjadi sumber masalah tadi. Percaya diri bahwa tanpa harus ahlinya bisa melepasnya. Dengan perkasa suami memutar pangkal kran, dan...klek...lepaslah shower. Seharusnya kita senang bisa melepaskan, tapi ini malah kita merasa sedih karena ternyata lepasnya tidak tuntas, melainkan putus. Jadinya ada sebagian sisa pangkal shower yang tertinggal dalam saluran pipa. Kalau ini, mau tak mau harus diserahkan pada ahlinya alias tukang. Hanya saja tak mungkin saat itu juga kita mendapatkan tukang.
Awalnya bingung juga, PDAM dimatikan kita tidak bisa aktivitas, tidak dimatikan bekas shower airnya ngocor dan mengurangi tekanan air pada kran lainnya. Untungnya saya teringat masa kecil dimana lubang padasan ditutup kayu jika tak digunakan. Langsung saja kami mencoba mengaplikasikannya. Ternyata dengan rautan kayu saja tak cukup, supaya lebih rapat ujung kayu dililit plastik. Kalau yang bagian plastik ini terus terang saya lupa, yang ingat sang mantan pacar. Cara ini ampuh dalam mengatasi masalah kami yang keliatan remeh tapi berdampak cukup merepotkan.

Keesokan harinya saya mendapatkan tukang untuk memperbaiki kran. Karena sudah manggil tukang saya bermaksud melakukan pergantian dan perbaikan bagian lainnya, yaitu kran selain yang tadi, otomatis pompa air, nat keramik kamar mandi dan kebocoran pipa air sebelum meteran PDAM. Setelah pak tukang survey dan menyiapkan pekerjaannya, berpamitan sama saya untuk beli bahan. Sebelum berpamitan sempat memberitahukan jika kesorean dikerjakan besok pagi saja. Wah... kalau ini benar-benar terjadi, saya lebih repot lagi. Gimana tidak, lubang pipa sekarang malah nambah lagi. Makanya pak tukang saya wanti-wanti harus balik hari itu juga. Ehh...setelah ditunggu-tunggu gak datang, sampai gak bisa mandi. Baru setelah dicek kasih kabarnya ke suami dan sepakat pak tukang balik esok hari dimana yang diajak berunding gak tau kondisi rumah yang sudah ada 2 lubang pipa air yang siap membanjiri rumah jika PDAM dinyalakan. Lagi-lagi solusi kuno tadi kita aplikasikan sebagai penyelamat.

Di era sekarang, yang lebih modern dari saat masa kecil saya, banyak hal yang lebih dimudahkan. Pada saat ini kita sangat terbantu dengan kemajuan teknologi yang ada. Pekerjaan kita menjadi lebih mudah diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat. Hanya saja semua itu di saat tertentu bisa saja tak berjalan sebagai mana mestinya. Contoh: mesin cuci dan rice cooker tak bisa digunakan saat listrik mati. Jadi kita perlu memperkenalkan atau mewarisi cara-cara tradisional kepada anak-anak kita agar bisa survive apapun kondisi lingkungannya.*) by: Yunie Sudiro

Sabtu, 08 Mei 2010

Pendidikan dan Ibu Rumah Tangga


Pada kondisi modern seperti sekarang, gejala kanca wingking pun menggejala. Bedanya, pada era kartini kondisi itu diciptakan pihak luar (suami), pada era modern justru wanitalah yang lebih memosisikan diri menjadi kanca wingking. (suara merdeka, hal 19 tanggal 21 april 2010).

Pernyataan tersebut membuat penulis tergelitik untuk membahasnya lebih lanjut. Sebelumnya saya akan mencoba mengartikan maksud dari kanca wingking. Menurut saya yang dimaksud kanca wiking adalah bukan teman sejajar, yang dianggap hanya sebagai pelengkap dan berperan hanya di belakang layar. Karena hanya pelengkap, yang dikerjakan juga tidak menyangkut hal-hal yang proritas di dalam suatu rumah tangga. Selain itu juga tidak selalu dilibatkannya dalam mengambil keputusan-keputusan penting di dalam rumah tangga tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa wanita disebut kanca wingking karena tidak berkesempatan untuk engekspresikan diri dan atau berpartisipasi di masyarakat. Pada akhirnya mereka menikah dan berdiri di balik keberadaan laki-laki.

Saat ini ada 2 (dua) status pekerjaan bagi wanita, yaitu wanita pekerja dan Ibu Rumah Tangga. Meskipun sebenarnya setiap wanita yang berkeluarga juga harus mengemban tugas sebagai Ibu Rumah Tangga. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga bagi wanita yang bukan kanca wiking harusnya bisa mengatur rumah tangga dengan baik karena suami lebih focus pada perolehan nafkah. Mengatur rumah tangga bukan berarti secara keseluruhan harus dikerjakan sendiri. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan pemikiran masih bisa dialihkan kepada pekerja rumah tangga. Hal ini dimaksudkan supaya ibu rumah tangga lebih mengutamakan pada hal-hal konseptual dan jika memungkinkan masih bisa berkarya walaupun tidak di luar rumah.

Terbentuknya suatu keluarga merupakan terbentuknya suatu organisasi. Dimana organisasi tersebut mempunyai tujuan yang dituangkan dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Pembagian dan stadarisasi pencapaiannya tergantung dari kesepakatan para pelaku organisasi, yaitu para anggota keluarga. Meskipun biasanya pembagian pekerjaan dan tanggung jawab ini berdasarkan teori yang diajarkan semenjak kita di sekolah dasar. Di sana selalu diajarkan bahwa tugas utama ibu adalah mengurus rumah dan tugas utama bapak adalah mencari nafkah. Menurut saya mengurus rumah di sini adalah mulai dari pengelolahan keuangan, pengaturan pembelanjaan, operasional rumah, mengurus anak, sampai mengurus suami. Dengan begitu terlihat bahwa suami dan istri merupakan suatu partner, tidak ada yang di depan atau di belakang. Masing-masing akan mempunyai peran penting dalam kelangsungan suatu rumah tangga.

Begitu banyak tanggung jawab yang diemban seorang ibu rumah tangga. Dari sisi keuangan harus membuat anggaran dan mengevaluasinya. Operasional rumah dapat meliputi penyediaan makanan, kebersihan rumah dan menyiapkan perlengkapan pendukung harian. Mengurus anak meliputi pertumbuhan, kesehatan dan pendidikannya. Mengurus suami adalah peran wanita sebagai pendamping termasuk menyumbangkan pikiran bila diperlukan. Mereka pasti dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik jika didukung pengetahuan yang memadai. Untuk itu tingkat pendidikan seorang ibu rumah tangga dapat mempengaruhi setiap langkah yang diambil dalam melaksanakan tugasnya. Semakin mampu seorang ibu rumah tangga dalam melaksanakan tugasnya, perannya semakin diakui. Hal ini dapat menghindarkan wanita dianggap sebagai kanca wingking. Ironisnya menurut tulisan saudari Siti Muyassarotul Hafizoh (suara merdeka, hal 19 tanggal 21 april 2010) masih ada 70% wanita yang buta huruf.

Pada masa sekarang banyak saya jumpai mulai banyak wanita yang telah keluar dari pekerjaan di luar rumah setelah mempunyai momongan atau karena sebab lain. Dan banyak juga yang memulai aktivitasnya kembali setelah mereka anggap perlu. Di era sekarang, wanita dengan pengetahuannya semakin mengerti akan posisinya sebagai ibu rumah tangga. walaupun kenyataannya ada juga yang masih belum memahaminya. Jika semua para wanita Indonesia menyadari akan pentingnya ilmu pengetahuan baginya, maka perannya sangat dapat membantu untuk menjaga kualitas anak bangsa yang akan menjadi penerus bangsa ini.


By: Yunie Sudiro.

Minggu, 24 Januari 2010

Optimal dan Deskripsi Blog



Pada kesempatan ini pada dasarnya saya akan mengemukakan latar belakang munculnya deskripsi blog. Yang perlu Anda ketahui bahwa deskripsi blog juga menjadi pedoman saya dalam memunculkan kategori label blog. 

Mungkin saja nantinya Anda akan menemui banyak hal yang berhubungan dengan kata ‘optimal’ dalam tulisan saya. Dan mungkin juga sebagian ada yang belum mengenal lebih dekat apa yang dimaksud dengan kata kunci saya tersebut. Mengacu pada kamus lengkap Bahasa Indonesia (Tanti Yuniar, Sip), Optimal merupakan kata sifat yang berarti tertinggi; paling baik; sempurna; terbaik; paling menguntungkan.

Optimal itu menurut definisi saya jika dihubungkan dengan biaya yang kita keluarkan adalah tidak harus termurah, tapi juga tidak kemahalan dalam mendapatkan suatu barang yang sesuai dengan karakteristik yang kita inginkan. Bingung kan..? supaya lebih jelas dalam mendeskripsikan definisi kata optimal versi saya, coba kita terapkan pada contoh berikut.

Contoh1:
Katakanlah kita akan membeli sebuah T-shirt pada suatu departement store.Di sana ada merek A dan merek B. Merek A dijual dengan harga Rp 130.000 dengan bahan kaos sesuai yang diinginkan. Sedangkan merek B dibandrol dengan harga Rp 100.000 dengan bahan yang jauh dibawah dari harapan kita. Maka pada kasus ini kita akan memilih T-shirt merek A dengan harga Rp 130.000. Karena merek A adalah pilihan yang terbaik.

Contoh 2:
Pada sebuah usaha rumahan memproduksi jenis kue X dan Y. Masing-masing pembuatan sebuah kue X dan Y memerlukan    biaya untuk penggunaan listrik, jam buruh, dan bahan baku yan berbeda. Masing-masing kue juga mempunyai harga penjualan   yang berbeda. Dalam menentukan berapa jumlah yang optimal untuk pembuatan kue X dan kue Y, kita bisa berpatokan pada total laba yang terbesar yang akan diperoleh.

Saya di sini adalah sebagai seorang wanita yang sudah berkeluarga. Berdasarkan pengalaman mengenai apa yang saya lakukan, maka terciptalah pengelompokan aktivitas Ibu Rumah Tangga menurut saya. Meskipun pada prakteknya sebagian pekerjaan tersebut dapat didelegasikan pada ART (Asisten Rumah Tangga) tapi tanggung jawab tetap dipegang oleh para Ibu Rumah Tangga itu sendiri. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan Ibu Rumah tangga dalam kehidupan sehari-harinya dapat meliputi: 

  1. Pekerjaan rumah atau tata graha (house keeping)
Pekerjaan ini meliputi semua tentang kebersihan dan perlengkapan rumah. 
  1. Urusan dapur atau makanan dan dapur (food and kitchen)
Pekerjaan ini meliputi penyediaan makanan dan perlengkapan dapur.
  1. Keuangan keluarga (family finance)
Pekerjaan ini meliputi pencatatan harian keuangan dan perencanaan keuangan keluarga.
  1. Merawat dan mengasuh anak (parenting)
  Pekerjaan ini meliputi semua hal tentang perawatan dan pengasuhan anak termasuk pendidikannya. 


Berdasarkan penjelasan saya mengenai latar belakang ide penulisan topik pada blog, selanjutnya diharapkan dapat dengan konsisten mengupasnya satu demi satu mengenai topik tersebut. Pengelompokkan pembahasan akan dikategorikan melalui label blog, yaitu: Manajemen, Teknik Industri, tata graha (house keeping), makanan dan dapur (food and kitchen), keuangan keluarga (family finance), pengasuhan anak (parenting).*)By: Yunie Sudiro.


Referensi:
Tanti Yuniar, Sip; Kamus Lengkap Bahasa Indonesia; Agung Media Mulia.