Jumat, 01 November 2019

Aplikasi Ergonomi untuk Penataan Dapur Rumah




Semua orang tentunya menginginkan efisiensi dalam melakukan setiap pekerjaan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk sebuah perusahaan, dalam pencapaian skala pribadipun menginginkannya. Demikian juga dalam menyelesaikan pekerjaan dapur pada sebuah rumah tangga. Desain dan penataan dapur sangat mempengaruhi hal tersebut.

  1. Ergonomi
Mengacu pada buku Ergonomi karangan Bapak Eko Nurmianto (1996) “ istilah “ergonomi” berasal dari Bahasa Latin yaitu ERGON (KERJA) dan NOMOS (HUKUM ALAM) dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dan lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi.”

Dari definisi di atas terlihat bahwa pada saat kita melakukan suatu pekerjaan diperlukan kenyamanan agar mencapai hasil yang optimal. Dikatakan nyaman berarti tidak menimbulkan sakit pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis dan juga sedapat mungkin menghindarkan dari kecelakaan dalam melakukan pekerjaan. Pada suatu pabrik, pekerjaan bisa dilakukan berulang-ulang dengan posisi yang tetap. Jika peralatan yang digunakan tidak ergonomis maka dapat menimbulkan cidera pada bagian tubuh tertentu. Selain itu juga dapat menimbulkan kelelahan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Demikian juga untuk peralatan dapur, pasti kita dapat menghemat waktu, tenaga dan sumber daya lainnya jika penataannya memperhatikan unsur-unsur ergonomis.

  1. Desain Dapur Rumah
Sebelum kita membuat rumah tentunya dibuat terlebih dahulu rancangan atau desainnya. Pada pembuatan desain akan dapat menentukan letak dapur dimana, unsur apa saja yang ada di dalamnya dan berapa ukurannya. Ruang dapur yang akan dibuat hendaknya tidak sekedar memberikan luasan tanpa memperhatikan apa saja yang akan diperlukan pada saat berkegiatan di sana. Misalkan saja tatakan kompor harus menyesuaiakan dimensi kompor yang akan dipakai dan seterusnya. Desain ruang dapur nantinya akan berhubungan langsung dengan penataan peralatan dan perlengkapan dapur itu sendiri.

  1. Desain Perabot Dapur Rumah
Untuk mendukung kegiatan yang dilakukan di ruang dapur diperlukan peralatan. Perabot dapur termasuk prioritas yang perlu diperhatikan. Perabot dapur yang ada di setiap rancangan pada dasarnya sama. Hanya saja setiap rumah dapat menyesuaikan sesuai kepentingan masing-masing pemiliknya dan luasan tanah yang tersedia. Pada umumnya perabot yang ada di dapur adalah kitchen set. Dalam pembuatan dan pemasangan perabot ini hendaknya memperhitungkan hal-hal yang nantinya tidak menyulitkan aktivitas di dapur. Misalkan saja ketinggian pemasangan tatakan kompor, jika terlalu rendah atau terlalu tinggi akan menyusahkan operator yang sedang menggunakan kompor tersebut. Akibatnya ada beberapa kemungkinan yang terjadi;
  1. Hasil masakannya tidak sesuai.
  2. Sakit pada bagian tubuh tertentu.
  3. Menyebabkan kecelakaan, misalkan sering terkena peralatan yang panas.
  4. Membuang waktu karena seharusnya dapat dilakukan lebih singkat.
  5. Pemborosan sumber daya karena akibat dari hal-hal yang mungkin terjadi tersebut di atas (poin 1 - 4).

Maka dari itu pada saat mendesain perabot dapur harus memperhitungkan faktor ergonomi, terutama masalah ukuran. Seperti contoh sebelumnya tentang ketinggian dudukan kompor, dan tentunya masih banyak ukuran lain yang harus ditentukan. Penentuan ukuran ini kita dapat berpatokan pada  data anthropometri. Masih mengacu pada buku Ergonomi karangan Bapak Eko Nurmianto (1996) dikatakan bahwa “anthropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain”. Penerapan data ini dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi dari suatu distribusi normal. 

  1. Lay out Dapur Rumah
Lay out atau tata letak akan mempengaruhi jarak jangkauan dalam melakukan aktivitas di dapur. Untuk itu peletakan peralatan dapur harus mempertimbangkan proses aktivitas di dapur. Selain masalah jarak jangkauan juga harus mempertimbangkan keterkaitan antara peralatan yang satu dengan yang lainnya. Misalkan letak tabung gas, hendaknya tidak jauh dengan kompor gas. 

  1. Suasana Dapur Rumah
Kenyamanan dapat dikatakan selalu berhubungan dengan fisik dan psikis. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah suasana di dapur. Hal ini bisa meliputi suhu ruangan, warna dan unsur estetika. Suhu ruangan dapat berhubungan dengan ventilasi atau pemasangan pendingin ruangan. Untuk warna dan estetika dapat disesuaikan dengan selera penggunanya.


Penataan dapur rumah sangat berkaitan dengan desain dari dapur rumah. Penyusunan desain dapur rumah dapat meliputi desain perabot dapur, tata letak (lay out) dapur, temperatur ruangan, warna dan estetika. Untuk menentukan ukuran yang behubungan dengan perabot dapur dapat berpedoman pada data anthropometri agar sesuai dengan anatomi orang yang beaktivitas di dapur tersebut. Penataan dapur yang ergonomis akan membuat kita tidak merasa terpaksa harus beraktivitas di dapur.*) By: Yunie Sudiro


Referensi:
Eko Nurmianto, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (1996); Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya; Edisi I; Guna Widya; Jakarta

Rabu, 02 Oktober 2019

Cara Membersihkan Dapur




Menjaga kebersihan rumah termasuk bagian dapur adalah salah satu pekerjaan yang ada dalam suatu rumah tangga. PIC (Person In Charge) untuk pekerjaan ini umumnya dipegang oleh ibu rumah tangga. Meskipun dalam pelaksanaannya bisa didelegasikan kepada yang lain, misalkan ART (Asisten Rumah Tangga). Dalam mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain diperlukan pengawasan untuk memastikan hasil pekerjaan yang dikerjakan apakah sudah memenuhi standar kita. Untuk itu lebih baik kita sebagai PIC menguasai proses akan pekerjaan tersebut. Di sisi lain, dalam kasus rumah tangga sering terjadi tiba-tiba ART mengundurkan diri pada saat kita belum sempat mendapat penggantinya. Keuntungan lain jika kita dapat menguasai proses, dalam hal ini cara membersihkan bagian dapur rumah juga dapat dijadikan salah satu materi pembelajaran tentang life skills kepada anak-anak kita. 

Bagi kebanyakan orang mungkin saja cara membersihkan dapur adalah hal yang mudah dilakukan. Tapi saya yakin pasti ada diantara kita yang tak tahu bagaimana cara membersihkan dapur. Bisa saja ada banyak cara membersihkan dapur tergantung bagaimana rancangan rumahnya dan pengetahuan serta pengalaman seseorang. Berikut adalah salah satu cara yang dapat dipakai acuan dalam membersihkan dapur. 

  1. Cara Membersihkan Kompor dan Sekitarnya
Pada umumnya masyarakat kita menggunakan kompor gas untuk memasak. Pembersihan diawali dengan melepas tungku kompor. Setelah itu kita mengelap semua bagian body kompor termasuk selang gas dengan menggunakan lap yang sudah dibasahi dengan campuran air dan deterjen. Kemudian kita mengeringkannya dengan lap kering atau tisu agar sisa deterjen dan minyak terangkat. Tungku dicuci dengan campuran air dan deterjen. Setelah kering dapat dipasang kembali pada tempatnya.

Berikutnya kita membersihkan sekitar kompor dan bawah kompor  yang umumnya terbuat dari keramik atau granit. Untuk membersihkannya dengan cara yang sama, yaitu mengelapnya dengan menggunakan lap yang sudah dibasahi dengan campuran air dan deterjen. Kemudian kita mengeringkannya dengan lap kering atau tisu agar sisa deterjen dan minyak terangkat.

  1. Cara Mencuci Piring
Langkah-langkah mencuci piring dengan tangan dapat mengikuti urutan sebagai berikut:
  1. Membuang sisa makanan ke tempat sampah. Jangan membuang sisa makanan ke dalam saluran pembuangan air karena dapat menyumbat saluran pembuangan air. 
  2. Selalu membasahi piring setelah dipakai agar pada saat mencucinya mudah dibersihkan.
  3. Menyiapkan campuran air dan deterjen pencuci piring sesuai takaran yang dianjurkan atau dapat juga dengan campuran air dan sabun cream.
  4. Celupkan spon ke dalam campuran deterjen tersebut.
  5. Menggosok semua permukaan piring kotor dengan spon tersebut di atas
  6. Bilas dengan air sampai bersih.
  7. Cek apakah piring sudah bebas dari kotoran, sisa deterjen dan bau amis. Jika belum bersih dapat mengulanginya lagi mulai dari langkah ke 5. Jika Sudah bersih dapat langsung diletakkan pada rak piring agar kering dan setelah itu dapat digunakan lagi.

  1. Cara Membersihkan Bak Cuci Piring dan Sekitarnya
Umumnya bak cuci piring yang dipakai terbuat dari stainless steel. Langkah-langkah berikut dapat diikuti untuk membersihkannya:
  1. Selalu membuang sampah sisa makanan yang tersangkut di sarangan saluran pembuangan air pada bak cuci piring setelah selesai mencuci piring.
  2. Membersihkan seluruh permukaan bak cuci piring dengan menggunakan sabut pencuci piring yang sudah diberi campuran air dan deterjen. 
  3. Mengeringkan  seluruh permukaan bak cuci piring dengan lap kering.

Untuk sekitar bak cuci piring sama halnya pada kompor, umumnya terbuat dari keramik atau granit. Untuk membersihkannya, yaitu mengelapnya dengan menggunakan lap yang sudah dibasahi dengan campuran air dan deterjen. Kemudian kita mengeringkannya dengan lap kering atau tisu.

  1. Cara Membersihkan Kitchen Set
Kitchen set merupakan furniture yang berada di dapur yang berbentuk lemari kabinet yang digunakan untuk menyimpan perlengkapan rumah tangga terutama perlengkapan dapur. Lemari ini biasanya terletak di atas dan dibawah sekitar kompor dan tempat cuci piring. Dalam kesehariannya cara membersihkannya cukup mengelap bagian luarnya dengan lap basah. Sedangkan untuk membersihkan bagian dalamnya dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan semua barang, kemudian mengelapnya dengan menggunakan lap basah. Setelah kering kita dapat menata kembali semua barang kedalamnya. Pembersihan ini dilakukan secara berkala, misalkan seminggu sekali.

  1. Cara Membersihkan Lantai Dapur
Alat dan bahan yang diperlukan meliputi: sapu ijuk, cikrak, alat mengepel, timba, obat pel dan air. Cara membersihkannya dapat mengikuti urutan sebagai berikut:
  1. Diawali dengan menyapu lantai dengan sapu ijuk. Setiap ada kumpulan debu dimasukkan ke dalam cikrak untuk dibuang ke tempat sampah. 
  2. Setelah itu siapkan campuran air dan obat pel ke dalam timba sesuai takaran yang disarankan.
  3. Celupkan alat pel pada campuran obat pel, lalu peras supaya tidak terlalu basah saat disapukan ke lantai. 
  4. Kita mengepel lantai dengan cara menyapukan alat pel ke lantai. Saat mengepel kita berjalan mundur dengan tujuan yang sudah selesai dipel tidak terinjak lagi dengan kaki kita. Karena lantai yang masih basah akan tampak kotor jika terinjak oleh kaki kita.


Menjaga kebersihan dapur rumah kita merupakan bagian dari pekerjaan rumah tangga. Meskipun kita tidak melakukan sendiri pekerjaan ini, hendaknya tetap mengetahui proses bagaimana cara membersihkan dapur agar dapat memastikan hasil pekerjaan tersebut sesuai standart kita. Selain itu, dengan mengetahui sendiri proses bagaimana cara membersihkan dapur, kita tidak akan kesulitan jika harus menghadapi situasi tidak ada bantuan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Keuntungan tambahannya adalah dapat mengajarkannya kepada anak-anak kita sebagai bagian materi tentang life skills. *) By: Yunie Sudiro


Referensi:
  1. Yunie Sudiro (2019); Cara Membersihkan Bagian Luar Rumah; Manajemenrumahtangga.com



Rabu, 18 September 2019

Emas Sebagai Alternatif Cadangan Keuangan Keluarga




Uang dapat dikatakan sebagai roda kehidupan suatu rumah tangga. Pada jaman sekarang, roda kehidupan pada suatu rumah tangga akan susah berputar jika tanpa uang. Semua kebutuhan sehari-hari, mulai urusan rumah sampai pemenuhan kebutuhan pribadi masing-masing anggota keluarga tak akan bisa terpenuhi jika keluarga tersebut tak mempunyai uang. Di sisi lain, uang yang dimiliki setiap keluarga mempunyai keterbatasan masing-masing. Dengan demikian diperlukan kecermatan dalam penggunaannya agar tidak sampai kekurangan. 

  1. Perencanaan Keuangan
Tidak hanya perusahaan besar yang memerlukan perencanaan keuangan. Sebuah keluarga juga penting untuk selalu membuat perencanaan keuangan setiap periode waktu tertentu. Semua kegiatan dalam sebuah rumah tangga yang berhubungan dengan uang hendaknya dibuat sebelum periode berjalan. Kegiatan ini umum kita kenal dengan istilah penganggaran (budgeting). Melalui penganggaran, kita sudah dapat menetapkan berapa pendapatan dan berapa pengeluaran yang akan terjadi pada rumah tangga kita pada bulan berikutnya jika periode yang dipakai adalah bulan. Dengan demikian diharapkan rumah tangga tersebut dapat mengelolah keuangan dengan tepat, sehingga terhindar dari kekurangan secara finansial. 
Perencanaan kadang tidak sesuai dengan rencana. Demikian halnya dengan penganggaran. Karena situasi dan kondisi yang direncanakan kadang berbeda dengan kenyataan, anggaran yang kita buat bisa kurang bahkan bisa lebih. Untuk mengantisipasi kekurangan pada anggaran, kita berikan kelonggaran (allowance) sebagai dana darurat.


  1. Uang
Uang yang kita gunakan untuk transaksi sehari-hari umumnya berupa uang cash dan uang virtual atau digital. Uang cash terbuat dari kertas dan logam, sedangkan contoh uang virtual diantaranya adalah Go Pay dan Link Aja. Pemilihan bentuk uang untuk keperluan transaksi sehari-hari tergantung dari kenyamanan masing-masing individu. Hanya saja dalam menentukan komposisi jumlahnya harus memperhatikan kelebihan dan kelemahan masing-masing bentuk uang yang akan dipakai  untuk transaksi sehari-hari. Jangan sampai semua uang yang dibawa hanya dalam bentuk virtual ternyata saat transaksi listrik padam atau jaringan telekomunikasinya yang padam.

  1. Nilai Uang Dari Waktu (Time Value Of Money)
Pengertian nilai uang dari waktu dapat tergambar pada saat kita memperoleh barang yang sama tetapi harus mengeluarkan jumlah uang yang lebih besar. Hal ini biasa kita kenal sebagai inflasi. Pada inflasi, uang yang kita punya nilainya akan turun bersamaan dengan bertambahnya waktu. Sebagai contoh: pada tahun 2000 harga minyak goreng 2 liter sebesar Rp 9.000 pada saat ini (tahun 2019) harga minyak goreng 2 liter sebesar Rp 23.000 untuk merk yang sama. Pada contoh tersebut terlihat bahwa nilai uang kita saat ini jauh lebih rendah dari tahun 2000.
Sebagai Illustrasi lain untuk memahami nilai uang dari waktu adalah sebagai berikut:
Bila kita sebulan yang lalu meminjam uang Rp 10.000 dari bank dan bulan berikutnya (bulan ini) harus membayar Rp 10.100 karena bank membebankan bunga 1% perbulan. Maka dalam hal ini, secara finansial Rp 10.000 sebulan yang lalu sama dengan Rp 10.100 pada bulan ini (saat ini).
Pada illustrasi tersebut terlihat bahwa besaran nominal yang berbeda sebenarnya memiliki nilai yang sama. Jadi seandainya kita memiliki Rp 10.000 pada sebulan yang lalu dan tak ada pengembangan apapun sehingga tetap Rp 10.000 pada bulan ini (saat ini) dapat dikatakan rugi, karena nilai uang tersebut turun. 

  1. emas
Tabungan keluarga selain berupa tabungan uang, mempunyai beragam jenis. Tabungan ini biasa kita dengar dengan istilah investasi.  Investasi ada yang  langsung dapat dicairkan (contoh: emas) dan ada pula yang harus menunggu waktu dalam pencairannya (contoh: tanah). Bentuk tabungan hendaknya juga tidak  dalam  1(satu) jenis saja. Untuk tujuan berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dana darurat tidak ada, maka diperlukan bentuk tabungan yang mudah cair. Dalam hal ini emas dapat dijadikan alternatif pilihan.

  1. Perhiasan
Keuntungan membeli perhiasan emas adalah dapat dipakai sebagai penunjang penampilan dan dapat dijual kembali. Menjual perhiasan juga terbilang mudah, yaitu menjual kembali pada toko yang menjualnya dengan membawa sertifikat/kwitansi pembelian. Harga jual mengikuti harga pasar yang berlaku, hanya saja karena bentuk perhiasan akan dipotong ongkos pembuatan antara 15% - 20% tergantung aturan masing-masing toko. Meskipun begitu, saat kita membeli perhiasan harus memastikan pada penjualnya berapa potongannya jika nanti kita menjualnya kembali. Hal ini menghindari kita terjebak pada toko yang menjual sebagian perhiasannya tak bisa dijual kembali. Karena jika kita terlanjur membeli dan baru tahu saat mau menjual, ternyata tokonya tidak mau membeli, kemudian kita bawa ke toko lain yang mau menerimanya akan dipotong sebesar 50%. 

Berbeda lagi dengan perhiasan berlian. Perhiasan ini memang terkesan mewah saat dipakai. Perhiasan berlian yang umumnya terbingkai dengan emas jika dijual kembali akan dipotong sebesar 35% dari harga kwitansi, bukan harga pasar. Sama halnya dengan perhiasan emas biasa, pada saat membeli harus memastikan kepada penjualnya berapa potongannya jika nanti kita menjualnya kembali. Hal ini juga menghindari kita terjebak pada toko yang menjual sebagian perhiasannya tak bisa dijual kembali.

  1. Emas Batangan
Selain berupa perhiasan, emas juga dijual dalam bentuk koin, dinar dan batangan. Emas dalam bentuk ini jika dijual kembali tidak dipotong ongkos pembuatan dan mengikuti harga pasar. Dari ketiga bentuk tersebut yang paling umum dibeli masyarakat adalah bentuk batangan. Emas batangan tersedia mulai berat 1 (satu) gram. Emas batangan yang tersedia biasanya ada 2 jenis, yaitu produksi Antam dan produsi UBS. Pada saat kita mau menjual emas batangan ini tidak harus ke toko yang sama saat membeli.


Agar pengelolahan  keuangan keluarga sesuai harapan diperlukan adanya rencana anggaran untuk setiap periode, misalkan setiap bulan. Yang mana didalam pelaksanaannya bisa terjadi ketidaksesuaian dengan rencana anggaran yang dibuat. Untuk itu, kita seharusnya selalu menyediakan dana cadangan. Dana cadangan berupa tabungan yang jenisnya bisa beragam. Komposisi jenis tabungan yang dimiliki sebaiknya tidak hanya 1 (satu) jenis, salah satunya hendaknya yang mudah dan cepat pencairannya. Emas dapat menjadi alternatif pilihan karena mudah dicairkan dan harganya mengikuti pasar, artinya nilai uang dari emas tersebut minimal tetap meskipun waktu telah berjalan.*) By: Yunie Sudiro


Referensi:
  1. I Nyoman Pujawan (1995); Ekonomi Teknik Edisi I; PT Widya Guna; Jakarta
  2. Yunie Sudiro (2019); Perlukah Kita Ikut Arisan; Manajemenrumahtangga.com





Kamis, 12 September 2019

Perlukah Kita Ikut Arisan?




Istilah arisan tidak asing bagi kita terutama para wanita. Dalam masyarakat kita, arisan adalah kegiatan mengumpulkan sejumlah iuran yang dikonversikan dalam bentuk uang pada periode tertentu oleh suatu kelompok yang dapat dikatakan sebagai anggota. Setiap anggota berhak menerima hasil pengumpulan iuran tersebut berdasarkan urutan hasil pengundian. Bagi kita sebagai masyarakat Indonesia rata-rata sudah mengenal budaya arisan dari kecil atau masa anak-anak. Saya pribadi sudah mulai mengikuti arisan sejak duduk di Sekolah Dasar. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah perlu kita mengikuti arisan? 

  1. Tujuan Arisan
Sebelum kita dapat menjawab pertanyaan tersebut, mari kita telaah apa yang menjadi tujuan kita dari mengikuti arisan. Setiap orang pasti mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Yang pertama, ada yang mengikuti arisan untuk tujuan bersosialisai, menjalin silahturahmi dan mencari kenalan baru. Yang kedua, ada yang mengikuti arisan dengan tujuan menabung. Pada golongan pertama mungkin tidak mempermasalahkan berapa iuran yang dibayar ataupun berapa yang akan diperoleh, yang penting mereka cocok dengan para anggota lainnya. Sedangkan untuk golongan yang kedua sangat memperhitungkan jumlah uang yang didapat dari arisan tersebut. 

  1. Jenis-jenis Arisan
Berikut ada beberapa jenis arisan yang dapat dipilih:

  1. Arisan uang 
Umumnya arisan dialkukan dengan cara mengumpulkan iuran dengan jumlah nominal tetap. Misalkan saja ada kelompok arisan beranggotakan 12 orang, iuran setiap bulan Rp 100.000 dimulai bulan Januari, pengundian tiap bulan hanya 1 (satu) orang. Maka dalam kelompok arisan tersebut setiap orang berhak mendapatkan hasil pengumpulan dana sebesar  Rp 1.200.000 atau 12 X Rp 100.000. Untuk urutan kapan seseorang mendapatkan hasil pengumpulan dana tersebut dalam tiap bulannya tergantung pada hasil undian. Undian ini biasanya dilakukan dengan cara membuat gulungan kertas kecil yang tiap gulungan tersebut berisi nama-nama anggotanya, kemudian ditaruh pada sebuah wadah yang ditutup dengan lubang kecil yang hanya bisa mengeluarkan 1 (satu) gulungan kertas. Nama yang sudah keluar disobek, sehingga yang tertinggal di wadah hanya yang belum dapat. Pada contoh di atas terlihat bahwa akan ada anggota yang menerima arisan pertama pada bulan Januari dan pasti ada yang menerima di bulan Desember sebagai penerima terakhir dengan jumlah uang yang sama yaitu Rp 1.200.000.


  1. Arisan Daging Sapi
Arisan ini dalam menentukan besaran iuran berdasarkan harga daging  sapi yang berlaku pada saat penarikan arisan dilaksanakan. Misalkan saja ada kelompok arisan beranggotakan 12 orang, iuran setiap bulan adalah 1 kilogram (kg) daging dimulai bulan Januari, pengundian tiap bulan hanya 1 (satu) orang. Maka dalam kelompok arisan tersebut setiap orang berhak mendapatkan hasil pengumpulan dana senilai 12 kg daging sapi. Jika pada bulan Januari harga daging per kg sebesar Rp 80.000, maka yang mendapat arisan pada putaran pertama akan memperoleh dana sebesar Rp 80.000 X 12 kg = Rp 96.000. Jika ternyata saat penarikan arisan pada bulan Desember harga daging naik menjadi Rp 90.000 per kg, maka tiap anggota harus membayar iuran sebesar Rp 90.000 dan yang mendapat arisan memperoleh dana sebesar Rp 90.000 X 12 kg = Rp 1.080.000.


  1. Arisan Emas
Arisan ini pada dasarnya sama dengan arisan daging sapi, hanya saja dalam menentukan besaran iuran didasarkan pada harga emas yang berlaku pada saat penarikan arisan dilaksanakan. Misalkan saja ada kelompok arisan beranggotakan 12 orang, iuran setiap bulan adalah 1  gram (gr) emas dimulai bulan Januari, pengundian tiap bulan hanya 1 (satu) orang. Maka dalam kelompok arisan tersebut setiap orang berhak mendapatkan hasil pengumpulan dana senilai 12 gr emas. Jika pada bulan Januari harga emas per gr sebesar Rp 500.000, maka yang mendapat arisan pada putaran pertama akan memperoleh dana sebesar Rp 500.000 X 12 gr = Rp 6.000.000. Jika ternyata saat penarikan arisan pada bulan Desember harga emas naik menjadi Rp 510.000 per gr, maka tiap anggota harus membayar iuran sebesar Rp 510.000 dan yang mendapat arisan memperoleh dana sebesar Rp 510.000 X 12 gr = Rp 6.120.000.


  1. Arisan Beras
Arisan ini pada dasarnya sama dengan arisan daging sapi dan emas,  hanya saja dalam menentukan besaran iuran didasarkan pada harga  beras yang jenisnya disepakati semua anggota dan berlaku pada saat penarikan arisan dilaksanakan. Misalkan saja ada kelompok arisan beranggotakan 12 orang, iuran setiap bulan adalah 1 kwintal beras dimulai bulan Januari, pengundian tiap bulan hanya 1 (satu) orang. Maka dalam kelompok arisan tersebut setiap orang berhak mendapatkan hasil pengumpulan dana senilai 12 kwintal beras saat namanya muncul dalam pengundian. 


  1. Nilai Uang Dari Waktu (Time Value Of Money)
Pengertian nilai uang dari waktu dapat tergambar pada saat kita memperoleh barang yang sama tetapi harus mengeluarkan jumlah uang yang lebih besar. Hal ini biasa kita kenal sebagai inflasi. Pada inflasi, uang yang kita punya nilainya akan turun bersamaan dengan bertambahnya waktu.
Sebagai Illustrasi lain untuk memahami nilai uang dari waktu adalah sebagai berikut:
Bila kita sebulan yang lalu meminjam uang Rp 10.000 dari bank dan bulan berikutnya (bulan ini) harus membayar Rp 10.100 karena bank membebankan bunga 1% perbulan. Maka dalam hal ini, secara finansial Rp 10.000 sebulan yang lalu sama dengan Rp 10.100 pada bulan ini (saat ini).
Pada illustrasi tersebut terlihat bahwa besaran nominal yang berbeda sebenarnya memiliki nilai yang sama. 


      Para wanita yang memilih peran sebagai Ibu Rumah Tangga ataupun mempunyai peran ganda sebagai pekerja dan siapa saja yang membutuhkan wadah bersosialisasi melalui arisan, hendaknya memilih kelompok arisan yang dirasa cocok dan memberikan manfaat yang dicari. Dan jika ingin mengikuti arisan dengan tujuan menabung lebih cocok memilih arisan yang memperhitungkan nilai uang disamping juga harus memperhatikan para anggotanya untuk kepastian kepercayaan. Bagi yang tidak mempunyai kedua tujuan tersebut harusnya tidak perlu mengikuti arisan.*) By: Yunie Sudiro.


Referensi:
I Nyoman Pujawan (1995); Ekonomi Teknik Edisi I; PT Widya Guna; Jakarta




Rabu, 04 September 2019

Pilih Diskon atau Harga Normal?




Diskon atau potongan harga dapat memberikan magnet bagi orang yang berada di sekitarnya. Diskon dapat membuat mereka yang sebelumnya hanya berniat window shopping menjadi benar-benar shopping. Daya tarik diskon sedemikian dasyat sehingga kadang sampai rumah kita menyesali apa yang kita beli karena ternyata tidak sesuai harapan bahkan ternyata tak begitu diperlukan. Untuk itu mari kita telaah mengenai diskon-diskon yang banyak ditawarkan agar kita bisa berfikir lebih jernih saat memutuskan untuk membeli barang yang didiskon.

  1. Diskon Bersyarat
Diskon ini biasanya banyak kita jumpai di minimarket dan supermarket. Seperti halnya yang saya alami pada suatu hari berbelanja di sebuah minimarket. Saat saya membayar di kasir, petugas kasir menawarkan penebusan Rp 5.000 untuk sebatang coklat yang harga normalnya Rp 13.600 karena total belanjaan saya mencapai Rp 50.000. Secara sekilas kita mengira bahwa potongan harga yang kita peroleh sebesar Rp 13.600 - Rp 5.000 = Rp 8.600  adalah 63% dari Rp 13.600. Padahal sebenarnya kita tidak memperoleh diskon sebesar itu, karena jika belanja kita tidak mencapai Rp 50.000 tidak dapat menebus coklat tersebut seharga Rp 5.000 tapi tetap harga normalnya, yaitu Rp 13.600. Dalam menghitung potongan secara keseluruhan harusnya menghitung semua total belanjaan kita karena dijadikan syarat untuk memperoleh diskon, yaitu:

Total belanja = Rp 50.000 + Rp 5.000 = Rp 55.000
Penghematan = Rp 8.600 = 15% dari Rp 55.000

Jadi penghematan sebenarnya yang kita peroleh hanya 15% bukan 63% seperti yang dipersepsikan kebanyakan orang.

  1. Diskon Ganda
Diskon ini biasanya banyak kita jumpai di departement store dan toko-toko baju di mall. Suatu saat saya pergi ke sebuah mall, dan langkah saya terhenti di depan sebuah departement store karena melihat tulisan “Diskon 40% + 30%”. Yang terlintas di benak saya saat itu adalah besarnya diskon yang diberikan oleh toko karena secara kasat mata diskon seolah-olah 70%. Mari kita cek apakah diskon yang kita persepsikan benar-benar sebesar itu?

Diskon 1 (harga asli 100%)
= 100% X 40% = 40%

Diskon 2 (harga setelah diskon 1 = 100% - 40% = 60%)
= 60% X 30% = 18%

Total diskon = 40% + 18% = 58%
Jadi yang secara kasat mata seolah-olah diskon sebesar 70% sebenarnya hanya sebesar 58%. 

Contoh: Misalkan saja saat itu saya membeli kemeja wanita dengan harga normal Rp 100.000. Mari kita hitung jumlah potongan harganya.

Diskon 1 = Rp 100.000 X 40%= Rp 40.000
Harga kemeja setelah diskon 1 = Rp 100.000 - Rp 40.000 = Rp 60.000

Diskon 2 =Rp 60.000 X 30%= Rp 18.000
Harga kemeja setelah diskon 2   = Rp 60.000 - Rp 18.000 = Rp 42.000

Jadi harga kemeja wanita di atas setelah mendapatkan diskon total sebesar Rp 42.000, penghematan atau diskonnya sebesar Rp 58.000 atau 58% dari Rp 100.000. Dalam kasus ini kita tetap diuntungkan dengan adanya penghematan sebesar 58%, tapi bukan 70% seperti yang dipersepsikan kebanyakan orang.

  1. Diskon Bertahap
Diskon ini biasanya banyak kita jumpai di departement store, toko-toko baju di mall, minimarket dan supermarket. Misalkan saja sebuah toko menawarkan diskon seperti berikut:
Pembelian ke 1: diskon 30%
Pembelian ke 2: diskon 60%

Sekilas tawaran diskon di atas terlihat 90%. Mari kita hitung, berapa sebenarnya potongan harga yang kita peroleh? Untuk mempermudah perhitungan coba kita aplikasikan pada contoh seperti pembelian kemeja wanita sebelumnya. Telah diketahui kemeja wanita dengan harga normal Rp 100.000. Mari kita hitung jumlah potongan harganya.

Pembelian ke 1
Harga normal = Rp 100.000
Diskon 30% = Rp 30.000
Harga setelah diskon = Rp 70.000

Pembelian ke 2
Harga normal = Rp 100.000
Diskon 60% = Rp 60.000
Harga setelah diskon = Rp 40.000

Total diskon = total penghematan = Rp 90.000 = 45% dari harga normal secara keseluruhan Rp 200.000.

Jadi harga kemeja wanita di atas setelah mendapatkan diskon total sebesar Rp 110.000, penghematan atau diskonnya sebesar Rp 90.000 atau 45% dari Rp 200.000. Dalam kasus ini kita tetap diuntungkan dengan adanya penghematan sebesar 45%, tapi bukan 90% seperti yang dipersepsikan kebanyakan orang.


Semua perusahaan pasti mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Dalam mencapai target keuntungan yang diinginkan setiap perusahaan mempunyai strategi pemasaran, salah satunya adalah memberikan diskon kepada konsumen. Sah-sah saja mereka membuat program untuk menarik konsumen agar membeli produknya. Hanya saja kita sebagai konsumen sendiri yang harus jeli sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk yang telah didiskon tersebut, apakah kita benar-benar membutuhkannya? Jika memang tidak dibutuhkan sebaiknya kita tak perlu tergoda untuk membelinya. Beli saja  produk yang sedang dibutuhkan meskipun saat itu harganya normal atau tidak didiskon. *) By: Yunie Sudiro.


Referensi:
Ahmad Gozali (2005); Cashflow For Woman; Menjadikan Perempuan Sebagai Manajer  Keuangan Keluarga Paling Top; Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika); Jakarta.

Rabu, 14 Agustus 2019

Peran Manajemen dalam Keluarga



Pengaturan adalah kata yang sering kita dengar sebagai kata sepadan dari manajemen untuk mempermudah pemahaman dari kata manajemen itu sendiri. Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang manajemen dalam suatu organisasi. Setelah itu kita baru dapat menentukan apa pentingnya manajemen dalam sebuah keluarga.

  1. Manajemen
Mengingat kembali definisi organisasi yang telah saya sebutkan pada tulisan sebelumnya yang berjudul: “Apakah Keluarga Termasuk Organisasi?”. Organisasi dikatakan adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai sasaran. Dalam mencapai sasaran tersebut setiap organisasi mempunyai cara atau metode masing-masing. Cara atau metode ini biasanya direalisasikan melalui program-program. Pada ilmu manajemen  program-program ini disebut sebagai rencana. Mengutip dari buku manajemen  karangan Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996) manajemen didefinisikan sebagai berikut:

manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. 

Dalam melakukan setiap program tentunya diperlukan sumber daya atau input dimana setiap anggota organisasi melakukan perannya masing-masing. Diperlukan adanya penyelarasan agar yang dilakukan tiap anggota dapat mencapai sasaran organisasi yang efektif. Dalam penyelarasan ini diperlukan koordinasi dan kepemimpinan. Yang harus diperhatikan selain itu adalah bahwa setiap organisasi biasanya memerlukan organisasi lain untuk mendukung berjalannya program-programnya. 

    1. Proses Manajemen
Tujuan umum terbentuknya keluarga adalah membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap keluarga dapat merinci tujuan mereka mengacu pada tujuan umum tersebut. Kebahagiaan merupakan perasaan  subyektif, sehingga rasa bahagia antar individu bisa berbeda. Contoh: ada keluarga yang merasa lebih bahagia dengan memiliki banyak anak, tetapi sebaliknya ada yang beranggapan mempunyai 1(satu) anak bisa lebih bahagia karena beranggapan terjaminnya kesejahteraan dan perhatian. Jadi dalam setiap keluarga dapat merinci sasaran yang ingin dicapai berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing. 

Setiap keluarga pasti mengharapkan sasaran yang ditetapkan hendaknya terwujud. Untuk mewujudkannya agar sesuai harapan semestinya mereka membuat rencana melalui program-program yang dibuat terlebih dahulu. Program tersebut dapat dibuat menjadi 3, yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 

Pada tulisan saya sebelumnya kita sudah sepakat bahwa keluarga adalah organisasi, sehingga dalam menjalankan program-program keluarga dikerjakan bersama-sama oleh semua anggota keluarga. Agar yang dikerjakan selaras maka perlu pendistribusian tanggungjawab dan koordinasi. Misalkan dalam bidang keuangan keluarga: sebelum awal bulan dibuat anggaran belanja selama sebulan. Pada keluarga tersebut telah disepakati istri sebagai PIC (Person In Charge). Otomatis si istri bertugas membuat rancangan anggarannya dengan persetujuan suami. Dalam pelaksanaannya istri berhak mencoret atau menunda jika ada anggota keluarga yang mengajukan pembiayaan yang belum dianggarkan. Atau bisa melakukan diskusi lagi agar dapat mensubsitusi dengan yang lainnya. Pada setiap evaluasi istri akan memberitahukan posisi keuangan pada suaminya, sehingga dalam merealisasikan anggaran selalu terkendali dan sedapat mungkin sesuai dengan rencana anggaran. Proses yang terjadi pada contoh tersebut tergambar adanya proses manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi.


Kesimpulan:
Keluarga termasuk organisasi, sehingga diperlukan manajemen dalam proses mencapai sasaran.*) By: Yunie Sudiro

Referensi:
  1. Yunie Sudiro (2019), Apakah Keluarga termasuk Organisasi?, Manajemen Rumah Tangga(.)com.
  2. Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996), Manajemen Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta. 

Selasa, 06 Agustus 2019

Apakah Keluarga Termasuk Organisasi?




Agar kita dapat menjawab pertanyaan di atas (judul), hendaknya kita memahami definisi organisasi, apa itu keluarga, status dan peran sosial suami maupun istri. 

  1. Definisi Organsasi
Sebelum kita dapat menyimpulkan apakah suatu keluarga dapat dikatakan sebagai organisasi, mari kita tengok terlebih dahulu apa itu organisasi. Mengacu pada buku manajemen karangan James A.f. Stoner, R.Edward Freeman dan Daniel R Gilbert JR, Organisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran yang spesifik atau sejumlah sasaran. 

Jadi setiap kelompok (tim) yang mempunyai tujuan yang sama dapat dikatakan sebagai organisasi. Organisasi ini bisa berbentuk formal atau informal. Organisasi berbentuk formal biasanya pendirian dan segala yang berkaitan disertai dengan dokumen-dokumen resmi. Contoh organisasi formal: Perguruan Tinggi, Perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Sedangkan organisasi yang informal adalah sebaliknya. Organisasi ini tak memerlukan legalitas dalam pendirian dan operasionalnya. Contoh organisasi informal: kelompok ibu-ibu memproduksi kue kering. 

  1. Keluarga, Terbentuknya Keluarga dan Tujuan Berkeluarga
Mengenai masalah ini, saya telah menyinggung pada tulisan saya sebelumnya “Deskripsi Pekerjaan Dalam Rumah Tangga” bahwa fokus pembahasan saya mengenai rumah tangga dalam hal ini adalah sebuah keluarga yang didalamnya terdiri bapak beserta ibu dan anak-anaknya.

Bagi kita yang sudah berkeluarga tentunya sangat tahu bagaimana sebuah keluarga terbentuk. Bagi yang belum berkeluarga penting untuk mengetahui bagaimana  sebuah keluarga dapat terbentuk. Perlu diketahui bahwa keluarga terbentuk apabila terjadi pernikahan. Menurut Wikipedia, pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum dan norma sosial. Dengan demikian, apabila dua orang (pria dan wanita) telah melakukan proses di atas otomatis telah membentuk sebuah keluarga. 

Setiap kegiatan yang kita lakukan diharapkan memberikan manfaat.  Demikian juga halnya dengan pernikahan. Pernikahan dilakukan dengan maksud dan tujuan. Merujuk pada Wikipedia, pernikahan memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu membentuk suatu keluarga yang bahagia, kekal abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.  Setiap keluarga dapat menterjemahkan tujuan utama tersebut sesuai dengan persepsi masing-masing. 

  1. Status dan Peran Suami
Kita Kembali lagi pada peran sosial dan status sosial. Jika pada tulisan saya sebelumnya membicarakan tentang istri atau ibu rumah tangga, sekarang mari kita bahas status sosial sebagai suami. Dimana disebutkan sebelumnya bahwa peran sosial meliputi 3(tiga) peran, yaitu:

  1. Peran ideal, 
Peran ideal adalah peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu. Jika peran yang kita lakukan berbeda dari ekspektasi masyarakat maka dianggap tidak berperilaku sesuai norma masyarakat. Contoh: status sebagai suami, maka peran yang diharapkan sesuai statusnya sebagai suami atau kepala keluarga adalah mencari nafkah, mengayomi dan melindungi serta memenuhi semua kebutuhan anak-anak dan istrinya.

  1. Peran yang diinginkan 
Peran yang diinginkan adalah peran yang diharapkan oleh diri kita sendiri. Misalnya, seorang suami  yang berharap dapat bekerja penuh di luar rumah untuk mencari nafkah tetapi tetap bisa melakukan kewajibannya sebagai kepala keluarga.

  1. Peran yang dikerjakan. 
Peran yang dikerjakan adalah peran yang dilakukan seseorang sesuai kenyataannya. Misalkan seorang suami yang dalam kenyataannya mengurus rumah tangga.

  1. Keluarga adalah Tim
Kita sepakat bahwa pada bahasan ini keluarga terdiri dari bapak, ibu dan anak-anaknya, sedangkan suatu kelompok (tim) biasanya terdiri dari dua orang atau lebih yang saling bekerja sama. Karena keluarga terdiri dari 2 (dua) orang lebih yang dapat dipastikan saling bekerja sama, maka dapat dikatakan bahwa keluarga adalah sebuah tim. 


Selain keluarga merupakan sebuah tim, setiap keluarga yang terbentuk  juga mempunyai suatu tujuan. Secara  keseluruhan dapat disimpulkan bahwa suatu keluarga merupakan suatu organisasi, dimana dalam setiap anggotanya melakukan peran masing-masing sesuai kesepakatan keluarga tersebut.*) By: Yunie Sudiro.


Referensi:
  1. Stoner, James A.f.; Freeman, R.Edward; Gilbert JR, Daniel R (1996), Manajemen Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta. 
  2. Yunie Sudiro (2019), Deskripsi Pekerjaan Dalam Rumah Tangga, Manajemen Rumah Tangga(.)com. 
  3. Wikipedia Bahasa Indonesia